JAKARTASATU.COM– Pengamat politik Muhammad Said Didu menyatakan bahwa mereka yang memiliki jiwa patriotik bangga dengan Istana di Jakarta dan Bogor. Itu karena lambang berhasil mengusir para penjajah.
“IKN sebaliknya, mengusir rakyat sendiri, dibangun dari utang, dan menyerahkan tanah IKN ke Asing selama 190 tahun,” kata Said Didu di akun X-nya, Selasa (13/8/2024), dikutip jakartasatu.com.
Didu mengatakan demikian ketika mengomentari judul bahkan mungkin isi berita dari salah satu media atas ucapan Presiden Jokowi: “Istana Jakarta & Bogor Bau Kolonial, Saya Dibayangi Tiap Hari”
Jokowi menyinggung Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor yang merupakan bekas warisan zaman Belanda. Menyebut Istana Negara Jakarta sempat dihuni pemerintah kolonial pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten.
Kemudian di Istana Merdeka Jakarta dihuni oleh Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge. Serta Istana Kepresidenan di Bogor dihuni oleh Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff.
“Jadi bau-baunya kolonial, selalu saya rasakan, setiap hari dibayang-bayangi,” kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/8/2024).
Jokowi ingin Indonesia memiliki gedung Istana negara yang merupakan hasil produk anak bangsa melalui pembangunan Istana di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kalimantan Timur.
Menurutnya, Indonesia perlu menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa ini memiliki kemampuan untuk membangun Ibu Kota sesuai dengan keinginan dan rancangan sendiri, kendati prosesnya memerlukan waktu yang panjang. (RIS)