EDITORIAL JAKARTASATU.COM: ADU KUAT UNTUK JAKARTA SENYATANYA, APA SURVEI MASIH LAKU?
Eng Ing Eng….!!! Pemimpin apakah benar untuk sebuah perubahan, sehingga pengusung perubahan apad Pilpres 2024 lalu di kandaskan? Seseorang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari tindakan orang lain mempengaruhi dirinya untuk membaca waktu perubahan untuk maju. Kepemimpinan terjadi ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi atau kompetensi orang lain dalam kelompoknya tersebut lebih cerdas dan rasional, alias tidak dunggu, meminjam istilah filsuf UI Rocky Gerung.
Bernard M. Bass adalah seorang tokoh Amerika di bidang studi kepemimpinan dan perilaku organisasi. Dia adalah profesor emeritus terkemuka di School of Management di Binghamton University, dia juga direktur pendiri Center for Leadership Studies. Dia adalah pemimpin redaksi pendiri Leadership Quarterly, pada tahun 1990 ia membagi kepemimpinan menjadi dua tipe, yaitu kepemimpinan transformasional dan transaksional.
Menurut dia Karakteristik dari kedua kepemimpinan tersebut tergantung pada standar perilaku, nilai, dan moral dari individu pemimpin.
Pada kepemimpinan transaksional, terdapat transaksi atau pertukaran dalam hubungan antara pemimpin dan bawahannya. Pemimpin memberi janji dan imbalan untuk kinerja yang baik atau ancaman dan hukuman untuk kinerja yang buruk kepada bawahan.
Pada kepemimpinan transformasional, hubungan antara pemimpin dan bawahan lebih condong pada timbal balik dan berdasarkan pada kepercayaan. Pemimpin meluaskan dan mengangkat minat bawahan dengan memberikan motivasi dan perhatian yang tinggi dan juga dengan membangkitkan kesadaran bagi bawahan. Situasi ini menunjukkan kecenderungan dari pemimpin dan bawahan untuk melihat satu sama lain sebagai kolega atau teman sejawat dan di antara mereka memiliki kerja sama yang kuat.
Pada konteks diatas kami sampaikan bahwa pada Pilgub Jakarta yang akan digelar serentak 27 November 2024 kini memang sudah ada nomor urut pasangan RK-Suswono (1), Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto (2) dan Pramono Anung-Rano Karno (3) dan inilah yang akan dimulainya peluit pertarungan. Sebuah Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang paling rajin bahkan hasil surveinya sudah disampaikan elektabiltas para paslon Pilkada Jakarta, katanya salah satunya berbasis demografi, termasuk etnis kira-kira demikian LSI
Secara elektabilitas, survei ini menunjukkan dominasi pasangan RK-Suswono , bahakan keterpilihan dan simulasi tiga paslon, RK-Suswono paling banyak dipilih, 51,8 persen. (gede Banget ya…bukannya banyak ditolak saat sosialisasi diluar jadwal kampanye), Sedangkan Pramono Anung-Rano Karno ada peroelahan 28,4 persen paslon Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto hanya mendapat elektabilitas 3,2 persen artinya jauh banget. Yang itulah LSI hehehehe silakan saja bahkan Dharma-Kun sangat buruk dari angka golput yaitu 3,9 persen dan angka responden belum menentukan 12,8 persen. LSI memang keren kalau pat gulipat. Lalu Angka elektabilitas RK-Suswono cukup membawanya untuk menang Pilkada Jakarta 2024 hanya dalam satu putaran. Baiklah jika demikian. Tapi bolekhlah kami lihat data proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 15 Februari 2017, dimana hasil penghitungan entry data form C1 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menempati posisi pertama dengan 42,96 % suara. Diikuti pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 39,97% suara dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang mendapatkan 17,06% suara (https://pilkada2017.kpu.go.id, diakses tanggal 21/2).
Dan hasil LSI Lingkaran Survei Indonesia bentukan Denny JA merilis survei terkait pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 survei yang digelar pada 5-11 Januari 2017 itu, pasangan calon nomor 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno ada di posisi paling buncit dengan angka 21,4 persen. Ada enam kali survei dan oleh enam lembaga menunjukkan hasil yang konsisten bahwa Anies selalu di nomor buncit…waktu itu. Anies-Sandi berada di angka 21,4 persen, jauh di bawah pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 32,6 persen dan pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni sebesar 36,7 persen. Selain ketertinggalan Anies-Sandi, survey ini menunjukkan pasangan Agus-Sylvi unggul dibandingan pasangan Basuki-Djarot waktu itu jelas…siapa yang bayar….Hahaaha
Dan akhirnya ternyata ada dua putaran Bro…. yang lolos Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies-Sandi di sana jelas ada kenyataan pahit yang katanya Agus-Sylvi unggul nyatakan keok tak masuk dua putaran.
Saat itu jelas menjadi gambaran, bahwa belum ada pasangan calon yang mendapatkan perolehan suara 50%+1. Artinya belum ada pasangan calon yang keluar sebagai pemenang dan Pilkada DKI 2017 dilanjutkan ke tahap putaran kedua. Ditahap putaran kedua nanti, menyisakan dua pasang calon yang bersaing, yaitu pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
Nah kami melihat jika gembar-gembor Rika (Ridwan Kamil) di KPU DKI Jakarta saat pengundian nomor urut pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dia yakin menang satu putaran dan untungnya Rano Karno (yang calon wakil Pramono) menanggapi Ridwan Kamil soal Yakin Menang Satu soal dirinya yang yakin bakal menang satu putaran pada Pilkada Jakarta 2024.
Rano menilai, semua calon kepala daerah pasti optimistis untuk menang di putaran pertama Pilkada. “Taktik khusus, kami enggak usah taktik, datang sendiri taktik nih. Masyarakat mendukung kan, Insya Allah,” kata Rano di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Nah Hasil survei 2017 adalah malunya LSi dimama Suara rakyat ke Anies Sandii suara 3.240.987 alias 57,96% dan ke Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat 2.350.366 alias 42,04% terpilihnya kedua pasang calon di atas, menunjukkan realitas pemilih di DKI Jakarta.
Pemilih di Jakarta dinilai lebih rasional untuk menentukan pilihannya. Dalam teori pilihan rasional dikatakan bahwa pemilih (aktor) dipandang sebagai manusia yang memiliki tujuan atau maksud.
Artinya aktor mempunyai tujuan pada upaya untuk mencapai tujuan, selain itu aktor juga mempunyai nilai dan pilihan. Teori ini tidak memandang apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi pilihan sumber aktor. Hal yang penting adalah aktor melakukan tindakan yang sesuai tujuan (George Ritzer & Douglas J. Goodman, 2007).
Akhirnya semoga ADU KUAT UNTUK JAKARTA SENYATANYA ini juga jadi kita lihat bukan hanya berdasar survei tapi realitas di lapangan. Toh kan saat ini –ada juga calon kuat untuk Gubernur secara survei tapi partai-partai enggal ambil tokoh itu. Dan ini partai saat ini juga sudah menepikan survei, padahal sejak 2004 survei saat ramai di Indonesia dijadi patokan partai-partai kecuali yang wani piro. Inilah kenyataannya kini survei ora laku…Bro…jadi saat ini bagaimana yang terjadi kenyataannya ya…Tabik…!!! (Ame)