FARIZ RM MELEGENDA
“DARI BANDUNG, KEMBALI KE BANDUNG”
MAESTRO musik Indonesia, Fariz Rustam Munaf diharapkan gelar Konser Tunggal di Kota Bandung. Menyusul sukses pergelaran bertajuk Kajian Musik 45 Tahun Fariz RM di Gedung de’Majestic, Jl. Braga Bandung, malam Kamis kemarin.
Fariz RM (65) kadung melegenda lewat dua hits lagu yang masih populer hingga kini. Lagu Sakura dirilis 1980, menyusul sukses Barcelona dua tahun sebelumnya. Keduanya berkisah tentang perspektif cinta. Dikemas musik pop yang menghentak.
Nomor lagu Sakura itu pula dinyanyikan Fariz RM sebagai persembahan untuk dua mentornya, almarhum Harry Roesli dan Chrisye. Dengan latar Crossroads, the big band muda usia yang “naik daun” berkat piawai lagu-lagu jadul era 1980-1990. Vokal Fariz masih okey dan atraktif di antara jemarinya menari di atas keyboard dan digital piano.
Pergelaran diusung komunitas Titikkoempul (TikPul) merupakan episode 97 dalam usianya dua tahun. Dipromotori sang ayah, Sony Manglayang. Melulu lagu karya Fariz RM. Hal berbeda, sejumlah lagu di awal — ditandai kajian atau pendapat dari penonton.
Gitaris musik blues, Budi Arab mewarnai pentas dengan sistem akustik prima itu. Budi menggabung band TKPL sebagai tuan rumah dan pembuka pentas. Permainan melodi dan stage act Budi memukau, meningkahi vokal Firman Ink lewat lagu Susie Belel. Jelajah poprock yang tak biasa.
TKPL band mengantar vokal Gail Satiawaki lewat nomor Panggung Perak. Juga tampilan Nissan Fortz, Akbar “Indonesian Idol” berlaku Hasrat dan Cinta hingga Trio Pagi Nyanyi dalam Nada Kasih berirama dance nan ceria.
Fariz RM dengan latar Crossroads Band
Aksi panggung Budi Arab
Crossroads Band membuka tampilan Fariz RM. Tujuh personil dengan formasi Riefky (gitar dan vokal utama), Fickry (rhytm, vokal), Eldizar (vokal), Hafiz (vokal), Alex (bass), Diandra (drums) dan Praga (keyboard). Tiga nomor pembuka ditampilkan apik. Diawali intro keyboard untuk lagu Persimpangan, lanjut menghentak nomor Sungguh. Terakhir intro drums dalam nada derap berbaris, mengantar hit Barcelona. Ditingkahi paduan melodi di antara vokal lirik bertutur.
Fariz RM, penerima penghargaan 50 Greatest Indonesian Singers versi Majalah Rolling Stone 2010 naik panggung dengan kostum serba putih. Berkaos oblong, membawakan lima nomor pemuncak. Di antaranya Sendiri Malam Ini lewat olah vokal yang mengajak “ngebut” permainan instrumen Crossroads Band.
Usai lagu legendaris Sakura, Fariz pun berkisah. “Dari Bandung dan kembali ke Bandung,” katanya ceria. Sepuluh tahun silam merasakan atmosfir Kota Bandung, termasuk kuliah di Senirupa ITB.
Fariz melempar teka-teki alur nada ke arah personil Crossroads. Membuka kunci nada lewat secarik kertas. Disambut intro suara drums, ditimpali instrumen lainnya secara bersahutan. Orkestrasi menyusul pancingan permainan keyboard Fariz. Mengaku mendadak menulis lagu, sebelum naik pentas. Beraroma blues berpadu soul dan nuansa jazz yang mengingatkan musik kontemporer 1970an. Sajian puncak terinspirasi sang ibu tercinta yang kini sudah berusia 99 tahun.
Akhirnya, pertanyaan berulang. Kapan (lagi) Konser Tunggal Fariz RM di Bandung?!*
– imam wahyudi (iW)