Reformasi Mangkrak 2024

Oleh Jimmy H Siahaan
(Aktivis Mahasiswa 77/78)

Dalam ilmu astrologi China, 2025 merupakan Tahun Ular Kayu. Di tahun tersebut, diramalkan keberuntungan maupun keberhasilan bisa datang kepada orang-orang tertentu.

Pakar Feng Shui, Suhu Xiang Yi, mengatakan ada satu kata kunci yang bisa menjadi acuan untuk diingat apabila ingin bisnis dan karir lebih sukses serta hoki di tahun depan. Kata kunci tersebut ialah reformasi.

“Ada satu kata kunci, itu namanya reformasi. Jadi artinya bila mana di suatu usaha, perusahaan, atau suatu pekerjaan apapun yang nampaknya sedang terhambat, dia butuh melakukan suatu perubahan yang lebih besar. Dan setelah perubahan itu dia akan lebih bagus,” kata kata Suhu Xiang Yi

Suhu Xiang Yi mengatakan, tahun depan menjadi waktu bagi bisnis-bisnis yang menemui kendala untuk melakukan perubahan total. Sedangkan untuk perorangan, kata kuncinya berbeda.

Menurutnya, apabila seseorang tengah mengalami kesulitan, kata kunci yang tepat untuk tahun depan ialah merelakan.

Reformasi atau dapat diartikan sebagai perubahan bentuk terdiri dari karakteristik, kualitas, fungsi dan objek. Perubahan seperti itu dapat dikontrol dan diukur dari sisi biaya, kualitas serta waktu pencapaiannya. Keadaan suatu negara maupun kebijakannya mempengaruhi tindakan untuk melakukan reformasi.

Salah satu agenda dalam Nawa Cita yang paling banyak dibahas bahkan diperdebatkan oleh publik adalah poin nomor 8 yakni, revolusi karakter bangsa atau lazim disebut revolusi mental. Pembahasan hangat tentang revolusi mental berlangsung sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014, bahkan sempat menjadi trending topic di jejaring sosial.

Dalam sebuah tulisan di harian nasional, Jokowi menjelaskan bahwa arti dari revolusi mental yang dia gagas adalah menggalakkan pembangunan karakter untuk mempertegas kepribadian dan jadi diri bangsa sesuai dengan amanat Trisakti Soekarno.

Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Jokowi, sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup Indonesia. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah dan tepat sasaran oleh negara dapat membantu membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia.

Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran dengan 2 point misi yang disebut Asta Cita sebagai berikut:

Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

Dari Nawacita mengenai Reformasi Mental  yang dicanangkan sejak 2014 hingga akhir 2024, belum menunjukan penampakan realitas yang masyarakat inginkan. Revolusi Mental yang mangkrak.

Tahun 2025, disebut akan ada Reformasi Politik, Hukum dan Birokrasi. Ada harapan baru. Semoga tidak mangrak dan bukan omon-omon.

Di Amerika ada dikenal Woke Culture ( Budaya Bangkit). Sebagai  sebuah nilai dianggap presiden terpilih Trump, omong kosong.

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump sebut ‘woke culture’ adalah ‘omong kosong’. Elon Musk pun sepakat dengan ucapan Presiden ke-47 AS tersebut.

Melansir India Times, Rabu (25/12/2024), istilah ‘woke’ di negara barat telah menjadi sorotan. Istilah ini pertama kali muncul di AS pada tahun 1940-an dari kata ‘awake’ dan digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki wawasan tentang isu-isu ketidakadilan sosial, khususnya rasisme.

Dalam penggunaan aslinya, istilah ini berarti kewaspadaan terhadap diskriminasi khusus dan kerusakan sistemik yang dialami oleh orang Afrika-Amerika. Namun, baru-baru ini, istilah ini telah diadopsi sebagai semboyan untuk berbagai macam gerakan sosial, termasuk isu-isu LGBTQ, feminisme, imigrasi, perubahan iklim, dan komunitas-komunitas yang terpinggirkan.

Saat pidato di AmericaFest di Phoenix, Arizona, Trump memberikan pandangannya soal budaya ‘woke’.

Woke menghancurkan negara kita. Woke itu omong kosong,” ujar Trump, merujuk pada penggantian nama pangkalan militer AS. Ia berjanji untuk membatalkan perubahan tersebut, termasuk mengembalikan nama asli Fort Bragg di North Carolina, yang sekarang disebut Fort Liberty.

Kemudian, cuplikan video Trump bicara seperti itu diunggah ulang oleh sang bos SpaceX.

“YES!” tulis Musk singkat.

Sebelumnya Elon Musk kembali mencampuri politik negara lain. Nakhoda Tesla dan SapceX itu memberikan dukungannya kepada partai politik sayap kanan Jerman, AfD, atau Alternative for Germany yang sering dijuluki partai Neo Nazi.

Musk memposting dukungan di X untuk AfD, setelah pemerintah Jerman kolaps minggu ini dan akan ada pemilu. “Hanya AfD yang dapat menyelamatkan Jerman,” tulis Musk sambil memposting video dari aktivis politik sayap kanan Naomi Seibt.

AfD, yang baru-baru ini popularitasnya meningkat, dikenal anti imigran. Partai ini juga dituduh membangkitkan kembali ideologi dan slogan era Nazi. Mei silam, hakim memutuskan badan intelijen domestik Jerman dapat terus mengawasi AfD atas dugaan ancaman yang ditimbulkannya terhadap demokrasi Jerman.

Grup pemudanya, Alternatif Muda (JA), ditetapkan otoritas Jerman sebagai organisasi ekstremis. Kandidat utama partai di negara bagian Thuringia, Jerman Timur, Björn Höcke, dihukum awal tahun ini setelah melanggar hukum Jerman karena mengucapkan slogan Nazi di depan umum.

Namun, partai ini terus meraih dukungan. AfD baru-baru ini jadi partai sayap kanan pertama yang menang pemilihan negara bagian di Jerman sejak era Nazi, meski semua partai politik arus utama mengatakan takkan bersama mereka dalam koalisi, yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.

Ini bukan pertama kali Musk mengomentari politik Jerman. Juni silam, ia menanggapi video Seibt. “Mengapa ada reaksi negatif dari beberapa orang tentang AfD?

Mereka terus mengatakan sayap kanan, tapi kebijakan AfD yang pernah saya baca tak terdengar ekstremis. Mungkin saya melewatkan sesuatu,” tulisnya.

Dan bulan lalu, dikutip dalam, 22 Desember detikINET dari CNN, ia melabeli Kanselir Jerman Olaf Scholz sebagai orang bodoh setelah koalisi pemerintahannya runtuh. Ia juga menyebut kebijakan imigrasi AfD terdengar masuk akal.

Musk mulai mengikuti pemimpin AfD Alice Weidel di X. “Alternatif untuk Jerman memang satu-satunya alternatif negara kita, pilihan terakhir kita. Saya berharap yang terbaik bagi Anda dan Presiden Donald Trump untuk masa jabatan mendatang!” tulis Weidel.

Christian Lindner, pemimpin Free Democratic Party yang pro bisnis, menanggapi Musk dan mendesaknya tidak terburu-buru mengambil kesimpulan dari jauh. “Walau pengendalian migrasi sangat penting bagi Jerman, AfD menentang kebebasan, bisnis dan mereka adalah partai ekstremis sayap kanan,” tulis Lindner.

Dari pemerintahan tahun 2025 di Amerika, untuk menjadi Great America, pandangan yang sangat ekstreem konservatif akan menjadi sebuah  pilihan baru.

Pilihan yang kita buat apakah ada sebuah reformasi baru ?

Kembali ke cita revolusi mental yang mangkrak, lalu adanya  cita dari pemerintahan tahun 2025, kita hubungkan dengan perjuangan cita republik, akankah dapat terwujud ? Hanya waktu yang menentukan.