JURUS DEWA MABUK EKONOMI INDONESIA
Oleh : William Win Yang – Business Strategist – Best Selling Book Author
21 Maret 2025, pagi-pagi, saya ga sengaja melihat grafik yang diterbitkan 3 hari sebelumnya :
Grafik ini menunjukan tingkat kepemilikan surat hutang negara dari pensiun, hingga swasta… dan kata-kata yang terucap dari mulut saya seketika adalah : “we’re fucked”
Bingung ya ? arti gambar ini kira-kira dapat saya jabarkan sebagai berikut :
Yang artinya? Yah mungkin artinya bisa macam-macam. Namun dari sekilas grafik ini kita bisa mengarang satu cerita tentang apa yang sesungguhnya terjadi :
Singkat cerita…. Dari satu gambar ini saja, dapat disimpulkan, ekonomi kita gawat… (Iya dong, karena satu dua hal, negara butuh uang banyak banget itu, dan pasar ga bisa menyerapnya)…
Lalu untuk apa uang sebanyak itu? Untuk makan siang gratis? Atau untuk hal yang lebih ngeri, seperti yang ditampilkan di screenshot di bawah ini?
Kesimpulan ini sejalan dengan kelakuan pemerintah beberapa waktu belakangan ini :
Hanya saja, sialnya, ilmu sulap DANANTARA ini hanya bisa berlaku saat harga saham terus naik… jika yang terjadi sebaliknya, maka aset DANANTARA bisa anjlok… kenapa bisa anjlok, panjang bahasannya, dan saya tidak akan menulis satu buku disini untuk menjelaskannya (Kalau penasaran, silakan baca buku Dragon Slayer Trading Strategy karangan William Win Yang).
Dan yang terjadi adalah, tepat begitu DANANTARA diresmikan, saham Indonesia langsung anjlok…. Terus anjlok… dan anjlok… dan anjlok….. teruuuussss, sampai puncaknya adalah penurunan 5% secara mendadak beberapa hari yang lalu (dari artikel ini ditulis), padahal saat itu, saham dunia sedang hijau semua (kita merah sendirian… WTF)… dan pasar saham Indonesia pun di suspen… lalu beredar postingan macam ini dimasa suspen :
Nice, kita diajarkan pelajaran saham (bahkan di BEI), untuk berani menjual saham saat kondisi sedang buruk untuk menyelamatkan investasi kita… dan saat kita melakukan nasihat itu, kita dianggap tidak nasionalis… atau mungkin lebih parah….Pengkhianat negara
Omon – omon soal pengkhianat negara…. Ada video yang menarik di https://www.youtube.com/watch?v=nHNSe4moDfE
Sebagian isinya di screenshot sebagai berikut :
Dan kenapa harus ada POLRI disini? Bukankah sudah adaOJK? Harusnya jika ada scam atau kejahatan pasar modal, terlebih dulu di pantau OJK, kemudian jika diperlukan baru dilaporkan OJK ke POLRI… sekarang POLRI pantau langsung pergerakan saham, kemudian bisa langsung menindak? Ditindak karena kita jual saham? Ditindak karena menjual saat tinggi untuk ambil untung? Atau ditindak karena mendapat untung besar dari pasar saham? Bagaimana kalau terus bertahan di saham, harganya terus anjlok dan berakhir rugi? Apakah negara mau menjaminnya? Atau bagaimana seandainya dengan semangat patriotisme bertahan di pasar saham yang anjlok, sementara para pejabat dan petinggi negri diam-diam menjual sahamnya (oknum maksudnya)? Apa ini bukannya berarti investor menjadi tumbal?
Apa ga kalian ngeri?
Kalau saya jelas ngeri… tapi kengerian saya ini mungkin karena sifat saya ini pengecut dan kurang wawasan…
Tapi, logika aja, kalau kalian investor asing, atau investor lokal yang punya uang banyak, kemudian melihat statement kayak gini…. Kira-kira kalian mau invest di Indonesia atau lebih baik membatalkannya dan simpan di USD? Logika instan dari saya yang pengecut dan kurang pengalaman ini adalah saya akan sangat bersyukur tidak berinvestasi di Indonesia…
Rentetan tindakan ini makin mirip orang yang tenggelam, kemudian panik mencoba meraih kesana – kemari, tanpa disadari, tindakannya itu membuatnya makin cepat tenggelam.
Anyway, mungkin para petinggi itu lebih tahu dari saya dan saya tidak tahu apa-apa… tapi itu hanya satu hal… hal lainnya… sampai kapan POLRI akan mengawasi pasar saham? Apakah sementara saat keadaan darurat? Atau selamanya? Jika selamanya…. Apakah POLRI sudah dilengkapi mekanisme yang pasti untuk membedakan antara penjahat keuangan dan spekulan yang cari untung, atau investor yang merasa situasi jelek dan jual investasinya? Anggaplah iya…. Bagaimana kalau di kemudian hari… anggaplah bertahun-tahun kemudian dikala para pendiri ini sudah lama meninggal, kemudian jabatan ini diduduki oleh oknum… si oknum melihat ada investor punya uang banyak… dia perlu uang untuk naik pangkat… kemudian dekati si investor untuk minta uang…. Dengan alasan :
Atau alasan lain : “Kami rakyat ini, berjuang terancam nyawa membela negara, sementara kalian ini enak-enakan mendulang untung, sementara kita jadi penonton”
Lalu saat di tolak, si oknum mulai mencari-cari kesalahan si investor untuk kemudian di kriminalisasi dan hartanya di sita….
“Yaaaa kalau bisa dikriminalisasi berarti ada salahnya dong…”
“Ya ya ya… kalau gitu pertanyaanya : jika demikian, apakah sebaiknya kita invest di Indonesia, atau sedari awal kita kabur jauh-jauh?”
“Harus dong, karena itu patriotisme”
“Oooo iya iya, saya yang bodoh ini baru sadar kalau investasi itu adalah perjuangan bela negara bukan perkara cari untung… mlah mungkin untung itu perbuatan tercela ya?ya ya ya….”
Make sense… jika keadaan ekonomi negara sedang sangat teramat gawat, dan beresiko ambruk, kemudian menyebabkan rakyat stress kelaparan seperti tahun 1998, maka berpotensi chaos, dan chaos akan membawa krisis politik, kemudian kudeta dan yang akan jadi sasaran adalah pemerintah…. Maka itu perlu perlindungan tentara? Itukah sebabnya pelan-pelan posisi-posisi strategis mulai diisi TNI? Tujuannya untuk membuat benteng dan melindungi rezim dari amuk massa? Melakukan tekanan pada masyarakat yang mau berontak agar mereka tidak sempat bersatu dan terkoordinasi seperti 1998?….
Enggak kali ya…. Mungkin ini paranoia saya sendiri…. Paranoia dari seorang yang bukan siapa-siapa. Bukan orang yang dapat kemewahan mendapat info A1. Hanya rakyat biasa yang baca berita, terus berspekulasi liar di kepalanya…mungkin aja semuanya tujuannya baik seperti koordinasi terpusat untuk membasmi ormas-ormas yang konon katanya meresahkan masyarakat itu dan menghambat investasi?
Ah sudahlah, pusing sendiri saya jadinya… jadi beli emas, dolar, euro, atau RMB? Eh kok jadi ngomong gini…. Tuh kan lagi terkena jurus dewa mabuk…
-ii-