JAKARTASATU.COM– Kritikus politik Faizal Assegaf mengomentari salah satu warganet yang menganggap kalau aksi-aksi belakangan ini jika direspons dengan kekerasan oleh aparat penegak hukum kemudian didiamkan akan ada dendam. Akun tersebut kemudian menyinggung Pemerintah yang belum meresponsnnya.
Faizal menduga ada faktor mengapa Pemerintahan Prabowo belum meresponnya. Ia pun menyarakan agar pakai cara lain agar aksi-aksi direspons Pemerintahan Prabowo.
“Mungkin faktor itu membuat Prabowo cuek merespon tekanan kelompok anti UU TNI melalui aksi anarkis. Coba cara lain, misal melalui pendekatan dialog. Bisa jadi Istana akan membuka pintu dan merespon aspirasi pendemo,” saran Faizal ke akun tersebut dengan nama pengguna X @sofiesyarief, Jumat (28/3/2025).
“Publik begitu cepat lupa, Prabowo dalam kurun waktu lama jadi tokoh oposisi. Sangat paham soal aksi bahkan berkali-kali terlibat demo besar. Kini posisinya sebagai presiden bercita rasa oposisi, terlihat demikian masih,” Faizal mengingatkan.
Namun lepas dari ihwal di atas, kata Faizal, baik mahasiswa maupun aparat harus menemukan cara yang manusiawi agar tidak terjebak adu benturan. “Sebab yg mendulang faedah adalah Jokowi, Gibran, oligarki dan koruptor kakap,” katanya.
Aksi terbaru tolak UU TNI, di Jakarta, digelat di depan Gedung DPR RI, Jakarta, kemarin. Di luar itu, ada beberapa daerah yang juga tolak UU TNI, seperti di Kendari. (RIS)