Tim botani NFI melakukan pengukuran terhadap berbagai spesies pohon di dekat Kupiano, Papua Nugini | Cory Wright/UN-REDD Programme
Tim botani NFI melakukan pengukuran terhadap berbagai spesies pohon di dekat Kupiano, Papua Nugini | Cory Wright/UN-REDD Programme

Data Hutan Tanpa Batas: FAO Luncurkan National Forest Inventory Learning Journey untuk Memperkuat Transparansi dan Aksi Iklim di Asia-Pasifik

JAKARTASATU.COM – Di tengah ancaman perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam yang semakin meningkat, akurasi data kehutanan menjadi krusial bagi kebijakan lingkungan global. Menjawab tantangan ini, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) meluncurkan inisiatif terbaru mereka, National Forest Inventory (NFI) Learning Journey, dalam sebuah lokakarya regional di Bangkok, Thailand. Program inovatif ini bertujuan untuk memperkuat sistem pemantauan hutan nasional di kawasan Asia-Pasifik melalui peningkatan kapasitas dan transparansi data.
Memetakan Masa Depan Hutan dengan Data
Asia-Pasifik memiliki sekitar 740 juta hektare hutan, yang mencakup 18 persen dari tutupan hutan global. Hutan-hutan ini bukan hanya penyokong ekosistem dan keanekaragaman hayati, tetapi juga menjadi penopang ekonomi bagi lebih dari 450 juta orang di kawasan ini. Dengan nilai perdagangan produk hutan primer yang melampaui USD 90 miliar per tahun, pemantauan kondisi hutan yang akurat menjadi kebutuhan mendesak.
Robert Simpson, Wakil Perwakilan Regional FAO untuk Asia dan Pasifik, menegaskan pentingnya data yang akurat dan dapat diakses. “Hutan adalah paru-paru planet kita. Data yang terstruktur memungkinkan negara-negara memantau ekosistem, melacak kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), serta memenuhi komitmen dalam kontribusi nasional terhadap mitigasi perubahan iklim (NDCs),” ujarnya.
National Forest Inventory: Standar Emas Pemantauan Hutan
Sementara teknologi seperti penginderaan jarak jauh dan kecerdasan buatan terus berkembang dalam pemantauan hutan, National Forest Inventory (NFI) tetap menjadi standar utama dalam mengumpulkan data berbasis lapangan yang terverifikasi. Melalui pendekatan ilmiah, NFIs mengumpulkan informasi mengenai komposisi spesies, biomassa, degradasi hutan, dan kondisi tanah—data yang sering kali tidak dapat diperoleh dari satelit saja.
“Data yang akurat memberdayakan negara untuk mengambil langkah yang lebih efektif dalam pengelolaan hutan,” ujar Julian Fox, Senior Forestry Officer FAO. “Dengan memperkuat kapasitas nasional dalam pemantauan hutan, negara-negara memiliki perangkat yang lebih kuat untuk menjaga hutan mereka dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.”
Membangun Kapasitas Melalui Pembelajaran Digital
NFI Learning Journey dirancang sebagai kursus mandiri yang mencakup seluruh tahapan inventarisasi hutan nasional, dari perencanaan hingga analisis dan pelaporan data. Program ini terbuka bagi para ahli kehutanan, peneliti, serta lembaga pemerintah dengan berbagai tingkat keahlian. Kursus ini tersedia dalam bahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis, serta memberikan lencana digital bagi peserta yang berhasil menyelesaikan ujian akhir sebagai pengakuan atas keahlian mereka.
Program ini mendapat dukungan dari berbagai mitra, termasuk Global Environment Facility (GEF) melalui proyek Pembangunan Kapasitas Global untuk Transparansi di Sektor Kehutanan (CBIT-Forest), serta inisiatif Accelerating Innovative Monitoring for Forests (AIM4Forests) dari Inggris. Kerja sama ini mencerminkan komitmen FAO dalam meningkatkan transparansi data kehutanan di tingkat global.
Kolaborasi Regional untuk Aksi Kehutanan Berkelanjutan
Acara peluncuran di Bangkok mempertemukan pejabat kehutanan, pakar teknis, dan mitra kelembagaan dari 12 negara di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Laos, Mongolia, Nepal, Papua Nugini, Filipina, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam. Organisasi Kerja Sama Kehutanan Asia (AFoCO) juga turut berpartisipasi dalam forum ini.
Peta jalan FAO, Forestry Roadmap: From Vision to Action 2024–31, menegaskan peran strategis hutan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Dengan menekankan pada inovasi berbasis sains, FAO mengajak semua pemangku kepentingan untuk memanfaatkan NFI Learning Journey dalam memperkuat sistem pemantauan hutan nasional mereka.
Dengan langkah ini, Asia-Pasifik semakin siap menghadapi tantangan perubahan iklim melalui aksi kehutanan yang lebih transparan dan berbasis data yang akurat. |WAW-JAKSAT