Ramadhan Bulan Kejujuran, Muslim Arbi: Rismon Menanti Kejujuran Jokowi Soal Ijazah
JAKARTASATU.COM— Direktur Gerakan perubahan dan Koordinator Indonesia bersatu Muslim Arbi Ramdhan selain melatih fisik tentang ujian-ujian fisik dan ruhaniah. Agar terbebas dari nafsu syaitaniah. Ramadhan juga menggembleng manusia menjadi manusia jujur. Kejujuran itu sangat mahal di negeri ini. Betapa tidak ada seorang pemimpin bangsa menjadi bulan-bulanan agar menjadi manusia jujur. Terkait kejujuran, Muslim Arbi soroti polemik terkait dugaan ijazah palsu mantan Presiden ke 7 Joko Widodo yang tidak jujur.
Dalam polemik tentang ijazah. Dr RISMON menanti kejujuran jokowi yang telah menjadi rakyat bias. Karena bukan presiden lagi.
“Rismon Sianipar ahli forensik IT menanti kejujuran atas tudingan ijazahnya mantan Presiden Jokowi, ijazah yang dipakai saat sebagai walikota, gubernur dan presiden,” kata Muslim Arbi, Sabtu (29/3/2025).
Dikatakan Muslim Arbi, sebagai prinsipal yang pernah menggugat kasus ijazah palsu Joko Widodo ke PN Pusat bersama sejumlah warga negara dari berbagai kampus ternama: Taufik Bahauddin UI Watch, Rizal Fafilah alumni Unpad, Hatta Taliwang Kandidat Doktor, Bambang Tri wartawan senior yang menulis Jokowi Undercover 1 dan 2.
“Sangat mudah bagi Jokowi kalau dia jujur, datang ke Pengadilan untuk membuktikan tudingan ijazahnya palsu. Dan itu diperlukan kejujuran. Tetapi tidak dia lakukan hinngga dia tidak presiden lagi,” desak Muslim.
Muslim menegaskan Jokowi tidak mengajarkan kejujuran. Padahal dia mantan kepala negara, kepala pemerintahan dan presiden. Apakah ketidak jujuran nya adalah buah dari revolisi mental yang di gaungkan selama menjabat presiden?
“Atau tidak jujur, bohong dan khianati bangsa ini adalah agenda besar yang dilakukan oleh Jokowi selama ini? Apakah itu misi besar dia selama ini. Sehingga dia tidak berani berkata jujur dan berterus terang dalam kasus ijazah palsu nya itu. Dan itu adalah musibah besar di bangsa ini,” tukas Muslim.
Masih Muslim, padahal bangsa ini; selalu di tempat berlaku jujur setiap tahun selama ramadhan. Dan buah ramadhan adalah termasuk berlaku jujur.
“Jika Jokowi tidak dapat dapat membuktikan kejujurannya dalam kasus ijazah palsu UGM itu. Maka pantas Mahasiswa pernah menjulukinya sebagai Big Lier. Dan itu artinya ramadhan tidak pernah membekas pada diri orang-orang yang tidak jujur,” Muslim menegaskan.
Meski demikian lanjut Muslim, bagi yang berpegang teguh pada nilai kebenaran dan kejujuran akan terus bersuara soal kebenaran dan kejujuran. Dan itu artinya Jokowi tidak pantas dijadikan tauladan. Meski pernah menjadi orang nomor satu di negeri ini.
“Malah Jokowi jadi finalis atas kejahatan korupsi dan pelanggar HAM tingkat dunia,” ujar Muslim.
Dikemukakan Muslim, sebagai anak bangsa jelang mengakhiri ramadhan tahun ini. Tetap menyerukan bangsa ini harus tetap kokoh pada nilai kebenaran dan kejujuran setelah menjalani sebulan penuh ramadhan. Semoga Dia Menghukum para pendusta dan menolong orang-orang yang berjuang menegakkan kebenaran, keadilan dan kejujuran di negeri ini. (Yoss)