Oligarki di terima di ruang besar dan  Rakyat Tetap Jadi Penonton kekuasaan bukan sekadar soal siapa yang menduduki kursi presiden atau menteri, tapi siapa yang mengendalikan uang dan kebijakan dari belakang layar.
Selama ini, Naga yang dikenal sebagai kelompok taipan yang mengontrol sektor ekonomi dan politik, memastikan kepentingan mereka selalu diakomodasi. Tapi kini, jika benar mereka akan “katanya” akan tergeser oleh kelompok baru, siapa mereka? Tanya alias si Bossman itu.
Jika ya…maka ini bukan kemenangan rakyat—ini hanya rotasi kekuatan dalam oligarki. Bukan Perubahan juga, Tapi Pergantian Pemilik Kekuasaan Banyak yang berharap perubahan ini bisa membawa angin segar bagi ekonomi nasional, tapi jika alasan bahwa kelompok ini lebih “nasionalis” dibandingkan taipan lama.
Semoga realistis: di politik dan bisnis, nasionalisme sering kali hanya jargon kosong. Yang terjadi bukan revolusi, melainkan hanya distribusi ulang kekuasaan. Kelompok Naga sudah lama mengakar di dunia bisnis, mengendalikan perbankan, properti, media, dan komoditas strategis.
Mereka bertahan bukan hanya karena modal besar, tapi juga karena kedekatan dengan elite politik. Jika sekarang mereka harus mundur, berarti ada kepentingan yang lebih besar sedang dimainkan. Kelompok baru ada pengusaha haji, jika benar akan menggantikan, pasti punya agenda sendiri. Ini bukan soal ingin membangun ekonomi rakyat, tapi bagaimana memastikan akses terhadap sumber daya dan kebijakan tetap berada di tangan mereka.
Jika benar mereka sedang menyiapkan langkah besar, maka rakyat hanya akan menyaksikan pergeseran kekuatan tanpa dampak nyata bagi kehidupan mereka.
Politik Oligarki: Siapa Kuat, Dia Menang Di Indonesia
Bisnis besar dan politik adalah dua sisi dari koin yang sama. Tidak ada taipan yang bisa bertahan tanpa perlindungan politik, dan tidak ada politisi yang bisa naik tanpa dukungan finansial dari kelompok bisnis. Jika memang kabar Bossman bahwa kelompok 9 Naga akan berganti mulai terpinggirkan, itu berarti ada perubahan di lingkaran kekuasaan.
Bisa jadi pemerintahan yang sekarang lebih nyaman dengan kelompok Haji, atau ada kesepakatan baru yang menguntungkan para pemegang modal ini. Namun, yang jelas adalah: siapa pun yang berkuasa, aturan main tetap sama.
Oligarki tidak akan membiarkan rakyat mengambil kendali. Setiap perubahan yang terlihat hanyalah ilusi, karena struktur ekonomi dan politik tetap dikendalikan oleh elite yang berputar di lingkaran itu-itu saja. 
Akhirnya semoga saja Rakyat Tetap yang harus kuat dan jangan Jadi Korban. Sebab kita tahu jika Kebijakan Tetap Berpihak ke Elite • Jangan berharap ada perubahan yang benar-benar pro-rakyat. Jika ada kebijakan yang tampak berpihak kepada masyarakat, itu hanya bagian dari strategi besar untuk mengamankan kepentingan oligarki baru. Tabik…!!! (ed-jaksat)