JAKARTASATU.COM — Menteri BUMN Erick Thohir telah mencopot Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara, dikarenakan ada bukti menyelundupkan komponen sepeda motor Harley Davidson dan dua sepeda Brompton.
Erick mencopot itu menyusul heboh Harley ilegal yang numpang di Airbus baru Garuda Indonesia, di dunia maya telah beredar nama-nama daftar penumpang pesawat yang terbang menggunakan pesawat Garuda A330-900 tersebut.
Pernyataan tegas Erick yang menyatakan mencopot bos Garuda tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, sore tadi (5/12/2019).
Baca keterangan lengkap Erick Thohir soal pemecatan Bos Garuda: Pecat Dirut Garuda, Erick Buktikan Bukan Sekedar Ngegas di Kata-kata
Akibat kasus ini menjadi kontroversi, JAKARTASATU.COM berhasil menghubungi dua pengamat salah satunya adalah dari Pengamat Politik Anggaran Center Budget Analysis (CBA) yaitu Uchok Sky Kadhafi yang mengatakan bahwa Erick Thohir sedang cari Panggung. “Panggung Erick sedang dimainkan, padahal banyak yang rugi besar tuh kasus Asuransi Jiwasraya yang merugikan negara sangat besar, seperti tenggelam,” ujar Uchok kepada wartawan JAKARTASATU.COM, Selasa, 10 Desember 2019 di bilangan Menteng Jakarta.
“Ini kasus gagal bayar polis terbesar dalam sejarah di Indonesia. Bahkan korbannya tak hanya warga Indonesia semata,”paparnya.
Diketahui memang bahwa kasus Asuransi Jiwasraya ini terkuak dari hasil Rapat Dengar Pendapat yang digelar secara tertutup di Komisi XI DPR pada (7/11) pekan lalu, bobroknya kondisi keuangan asuransi pelat merah ini. Bukan main, seluruh indikator keuangan perusahaan berwarna merah. Jika jumlah aset Jiwasraya pada kurtal III/2019 hanya Rp25,6 triliun, sementara utangnya Rp49,6 triliun. Itu artinya, total ekuitas atau selisih aset dan kewajiban Jiwasraya minus 23,92 triliun. Jadi bisnis perusahaan ini tak bisa lagi menopang kerugian yang menyentuh angka Rp13,74 triliun per September 2019 lalu. Sebab semua premi yang dikumpulkan Jiwasaraya tergerus habis-habisan untuk pembayaran bunga jatuh tempo serta pokok polis nasabah yang tidak melakukan rollover.
Salah satu korban dari warga negara asing yang mencuat saat ini adalah yang menimpa Presiden Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Korea Selatan di Indonesia yang sekaligus bos atau VP Samsung Indonesia, Lee Kang Hyun. Telah menjadi nasabah Jiwasraya sejak 2017, Lee mengeluh dananya macet di sana hingga mencapai Rp 8,2 Miliar.
“Mestinya Menteri BUMN bergerak cepat, dan menteri Sri Mulyani juga, jangan hanya cari panggung urusan Garuda,” tegas Uchok.
“Kenapa saat itu gak langsung pecat Dirjen bea cukai kerena abai biarkan pnyelundupan? Penyelundupan kok dihadiri bea cukai,” ungkapnya.