Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn TNI) Moeldoko/IST

 

JAKARTASATU.COM – Moeldoko kecam pihak-pihak yang sebut dirinya terlibat dalam skandal PT Asabri. Bahkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) ini mengancam  tidak akan segan-segan untuk  menyeret masalah ini ke ranah hukum.

Keberangan Moeldoko tersebut ditegaskan oleh kuasa hukumnya, Sirra Prayuna terkait publikasi sebuah opini berjudul ‘Moeldoko & Menantu Petinggi Negara Dalam Mega Skandal Asabri’ dalam sebuah media.

“Ini tuduhan serius. Klien kami tak segan membawa hal ini ke ranah hukum jika Haidar Alwi tak mencabut dan meminta maaf,” kata Sirra meneruskan ancaman Moeldoko.

Menurut Sierra, pencapaian karir Moeldoko diraih dan diperjuangkan secara terhormat sehingga untuk menyelesaikan tuduhan tersebut Moeldoko memilih menyelesaikan secara terhormat juga yaitu melalui jalur hukum.

Tudingan kepada Moeldoko yang dituliskan dalam opini tersebut menurut Sierra tak berdasar sama sekali. Bahkan Sirra menyebut opini Haidar tersebut hanyalah delusi belaka. Seakan memang ditulis dengan sengaja untuk mencemarkan nama baik serta mengancurkan martabat dan kehormatan Moeldoko.

“Kliennya mengultimatum untuk segera mengklarifikasi opininya dan meminta maaf dalam waktu 7 x 24 jam yang dimuat di 5 media cetak nasional. Jika tidak, pihaknya akan melaporkan perbuatannya ke kepolisian,” ancam Sirra tegas.

“Sepengetahuan saya, kalau buat opini harus memenuhi kaidah yang benar dong. Makanya membuat opini itu harus melalui riset untuk menguatkan argumentasi penulis,” kritik Sirra.

Jika dibaca opini Haidar Alwi Institute (HAI) memang pedas. Pasalnya dalam tulisan tersebut HAI menyebut selain terlibat skandal Jiwasraya, Moeldoko juga tersangkut skandal Asabri.

Moeldoko yang sempat menjadi pengangguran pasca purnatugas menurut HAI berhasil merangsek ke istana karena memiliki peran besar bagi pencairan dana sebesar 1 triliun dari PT Asabri untuk BN yang merupakan menantu petinggi negara melalui perusahaan Jenedi Investama yang berlokasi di sekitar Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan.

Selanjutnya secara meyakinkan HAI juga membeberkan kronologi terjadinya skandal PT Asabri tersebut secara runut dan rinci.

Mampukah data-data yang diungkapkan HAI ini membuktikan  sangkaannya terhadap Moeldoko dibenarkan secara hukum.

Lalu kenapa Moeldoko kali ini berang ketika disinggung terkait skandal Asabri, sedangkan sebelumnya nampak tenang saja ketika dikaitkan dengan skandal Jiwasraya? |‍WAW-JAKSAT