kpudjkrtJAKARTASATU.COM – Sebanyak 2.000 dari 41 ribu tempat pemungutan suara (TPS) di ibu kota masuk kategori rawan. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Dwi Prayitno mengatakan, dari hasil pemetaan pihak kepolisian, ada sekitar 2.000 TPS dikategorikan rawan tindak kejahatan ataupun kecurangan.

Menurut Dwi, kerawanan yang terjadi pada TPS tersebut dikarenakan kondisi geografis. Daerah-daerah itu merupakan wilayah yang berada di perbatasan dengan kota lainnya. “Jadi memang kenapa rawan karena berada di perbatasan. Secara geografis itu ya jauh dari kota,” katanya, Rabu (2/4).

Untuk wilayah yang rawan, kata Dwi, pihaknya mengkategorikannya menjadi dua. Yang pertama, wilayah kategori rawan 1 yang berarti TPS masih cukup kondusif seperti di perkampungan dan pemukiman massa pendukung. Sementara, rawan 2 adalah lokasi TPS yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakat, TPS yang berdampingan dengan massa calon dan TPS di kawasan perbatasan. Sayangnya, Dwi tidak menjelaskan lokasi TPS rawan 1 dan 2. “Kita sudah petakan, dan kita juga sudah siapkan personel untuk menjaganya,” ujarnya.

Untuk mengamankan pemilu yang akan digelar pada 9 April mendatang, Polda Metro Jaya menurunkan 2/3 personel. Pihaknya, lanjut Dwi, juga menyiapkan 40.356 personel yang akan ditempatkan di seluruh TPS. Jumlah tersebut adalah gabungan dari TNI dan satpol PP. Personel mulai diterjunkan pada masa kampanye hingga penetapan hasil. “40.356 personel gabungan itu terdiri dari unsur Polda 3.303, gabungan Polres 5.899 personel, BKO TNI 700 personel, Mabes Polri 10 personel, dan Pemprov DKI berjumlah 30.444 personel,” ungkapnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menjelaskan, untuk TPS yang masuk dalam kategori aman dijaga oleh satu polisi. Sementara, untuk kategori rawan satu dan dua, satu polisi bersenjata lengkap menjaga satu TPS. Rikwanto menjelaskan, pihaknya juga telah dibantu oleh TNI yang stanby dan siap dipanggil kapanpun. Selain itu, seluruh anggota juga disiagakan di Polres-polres dan Polda Metro Jaya. “Kalau memang situasi tidak dikehendaki terjadi, maka seluruh pasukan yang siaga akan didorong ke lokasi,” katanya.

Rikwanto menegaskan, pengamanan oleh polisi akan dilakukan satu hari menjelang pencoblosan. “Mulai sore anggota Polri yang bertugas mengamankan sudah masuk ke TPS-TPS tempat dia ditugaskan untuk menjaga kotak suara. Lalu pada saat pencoblosan, mereka tetap berjaga di TPS yang ditugaskan. Sewaktu selesai, bersama-sama dengan polsek setempat juga menjaga surat suara yang sudah dicoblos di kelurahan,” tandasnya. (BJ/JKTS)