ANIES RASYID BASWEDAN/IST

OLEH AENDRA MEDITA KARTADIPURA*)

ANIES BASWEDAN rasanya tak akan habis dibicarakan. Ia memang fenomena. Kenapa Anies juga selalu jadi sorotan, baik yang pro maupun kontra. Bagi yang Pro Anies adalah Goodbener yang memang sedikit bicara tapi prestasinya segudang. Belum lama ini bahkan Sekjen PBB memuji Anies karena pidatonya yang cerdas mengupas, Sekjen PBB Terpukau, Viralah pidato Gubernur DKI Jakarta ini yang mampu meyakinkan Sekretaris Jenderal PBB.

Rocky Gerung pun berseloroh tak heran apabila Anies Baswedan Dipuji oleh Sekjen PBB. yang heran justru kenapa pujian tidak datang dari Presiden, begitu selorohnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di acara dialog C40 Cities secara virtual pada Jumat (16/4). Paparan singkat  Anies Rasyid Baswedan dalam acara dialog C40 Cities layak mengundang decak kagum dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres yang dipandu eks ketua C40 David Miller, Anies selaku wakil ketua dewan pengawas jejaring C40 hanya berpidato singkat sekitar dua menit. Isinya:

Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam, selamat pagi semuanya. Yang terhormat Sekjen PBB Pak Antonio Guterres. Para sesama gubernur dan wali kota, para hadirin sekalian,” kata Anies membuka pidatonya di hadapan wali kota dan gubernur anggota C40.

Menurut Anies, pemerintah kota memiliki tugas untuk menyediakan lingkungan tempat tinggal yang layak huni bagi warga kotanya. “Hal ini termasuk dengan mengatasi dampak perubahan iklim dengan melakukan upaya untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh kota-kota,” ujar mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) tersebut.

Anies menjelaskan, kota-kota secara global telah melakukan pengurangan emisi dengan berkomitmen dan mengalokasikan sumber daya untuk membuat rencana aksi iklim. Selain itu, juga melakukan implementasi aksi iklim dalam strategi transportasi, tata bangunan, serta mempromosikan energi bersih, dan banyak lagi.

“Jadi, para hadirin sekalian, kota-kota di dunia melakukan langkah-langkah terobosan yang berani, dan demikian halnya dengan Jakarta. Jakarta telah berkomitmen untuk menjadi kota berketahanan iklim,” kata Anies.

Saat ini, Anies menegaskan, Jakarta telah bertransformasi dari pembangunan yang berbasis mobil ke pembangunan yang berbasis pada transit. Jakarta, dia menambahkan, memimpin dalam aksi transportasi dan mobilitas yang berkelanjutan. Pihaknya pun ingin melanjutkan program itu lebih jauh. “Jadi, pada kesempatan ini para hadirian sekalian, izinkan saya untuk mengutarakan beberapa bantuan yang dibutuhkan oleh kota-kota dari PBB. PBB memiliki peran yang besar untuk membantu kota-kota di dunia,” ujar Anies.

Dia melanjutkan, pertama, PBB dapat mendorong negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan di tingkat kota. Langkah itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Detemined Contribution (NDC) aksi iklim.

Kedua, Anies menambahkan, dalam kapasitasnya, PBB mampu meminjamkan tangannya untuk mendorong terjadinya integrasi vertikal dan horizontal di tingkat aksi serta kebijakan.

“Terakhir, dalam rangka menuju COP 26, PBB dapat pula mendukung negara-negara untuk mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan yang komprehensif untuk menerjemahkan manfaat yang diperoleh pemerintah nasional pada forum global untuk dieksekusi pada level lokal. Terima kasih banyak,” kata Anies.

Usai Anies berpidato, Sekjen Antonio Guterres langsung memberi respons. Dia sepakat dengan materi yang disampaikan Anies.

“Apabila saya boleh menanggapi, saya hanya ingin mengatakan, kami sepenuhnya mendukung usulan Anda dan siap melakukan yang terbaik dengan organisasi dan tim perwakilan PBB di berbagai negara untuk sepenuhnya melalui advokasi global dengan para pemerintah untuk melakukan persis seperti yang Anda usulkan kepada kami,” ujar Guterres. Anies pun mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi tanggapan Guterres.

David Miller selaku moderator dan duta Besar Global untuk aksi iklim inklusif pun berseloroh memuji materi yang disampaikan Anies. “Gubernur Baswedan, Anda telah berhasil memengaruhi PBB hanya dalam waktu dua menit, bayangkan apabila Anda mendapatkan waktu empat menit,” kata Miller.

Anies yang mendengar pujian tersebut tersenyum sembari berucap, “Terima kasih.”

C40 Cities Climate Leadership Group adalah grup yang terdiri dari 97 kota di seluruh dunia yang mewakili seperduabelas populasi dunia dan seperempat ekonomi global. Dibuat dan dipimpin oleh beberapa kota, C40 difokuskan untuk mengatasi perubahan iklim dan mendorong aksi perkotaan yang mengurangi emisi gas rumah kaca dan risiko iklim, sekaligus meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan peluang ekonomi warga perkotaan.

Untuk pujian itu saya ingin sampaikan ia memang leader dan layak diacungkan jempol untuk kelas dunia. Banyak juga sih yang sumir tapi tak perlu dibahaslah itu mah biar saja suruh baper terus.

ANIES BASWEDAN dan Ki Ageng Tegalsari Jatim

ANIES KE JATIM TIDAK KE JABAR ATAU JATENG

Ada yang menarik saat Anies ke Ngawi dan Madiun Jawa Timur lalu ditemani Gubernur Khofifah Indah Parawangsa ramai benar suara yang berkomentar semua menjadi menarik bahkan ada yang salah geografi menyebut Ngawi jadi Jawa Tengah. Tapi ini juga biar tak usah dibahas terlalu buang energi bahwa ngawi di Jatim aslinya bukan di Jateng. Dengan Anies ke Jatim dan dan mengunjungi dua Kota Madiun dan Kabupaten Ngawi, pada Ahad (25/4/2021). Kedatangan Anies untuk MoU ketahanan pangan beras dengan Pemkab Ngawi.

Banyak yang menduga  kedatangan Anies diduga berbau safari politik untuk Pilpres 2024. Karena nama Anies dan Khofifah Indar Parawansa masuk masuk dalam berbagai survei elektabilitas calon Pilpres 2024. Tapi yang tergantung lembaga survei yang mau goreng silakan saja. Di Jatim, Anies berjumpa Wali Kota Madiun Maidi dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, serta Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko. Dua kepala daerah di Kota Madiun dan Ngawi tersebut, diusung Partai Demokrat saat Pilkada tahun 2020. Terlepas itu Anies adalah sosok yang mengemban cara silaturahmi adalah pola yang dilakukan. Jadi prasngka bahwa politisnya untuk 2024 yang bebas saja.

Selain itu di Jatim juga Anies Ponorogo ada apa?

Ir H Sutomo Somopawiro menulis dengan deatil di media (jakartasatu.com) yang intinya: Meskipun dia kini menyandang jabatan sebagai Gubermur DKI, tapi kami lebih nyaman memanggilnya dengan Mas Anies aja. Tanpa gelar, tanpa atribut, karena dia kini menjadi bagian dari keluarga besar kami, Trah Kyai Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Ponorogo.

Trah ini telah melahirkan ribuan anak-turun, dan menurunkan orang-orang hebat bagi negeri. Sebut saja nama orang besar seperti Pujangga Ronggowarsito, Pangeran Diponegoro, HOS Cokroaminoto, Para pendiri Ponpes Gontor, dan Gus Dur, mereka tumbuh dan besar sebagai bagian keluarga besar Trah Kyai Ageng Mohammad Besari.

Malam ini, kabahagiaan kami tak terbendung. Tanpa protokol, tanpa formalitas Mas Anies datang berkunjung. Tak hanya menjenguk dan sekadar formalitas, Mas Anies yang rencananya akan menginap di salah satu Hotel di Kota Madiun itu menjawab siap dan setuju, ketika kami undang untuk bermalam di Tegalsari saja.

Malam itu Mas Anies bermalam di Pendopo Ageng, Rumah Joglo tinggalan Kyai Mohammad Besari yang telah berumur lebih dari 300 tahun. Mas Anies bahkan tidur di Ndalem Njero Pendopo Ageng yang dulu menjadi kamar pribadi Kyai Ageng Mohammad Besari. Padahal kamar itu sudah puluhan bahkan mungkin lebih dari seratus tahun tak pernah ditiduri orang lain.

Keluarga besar tetap merawat kamar itu, tetapi tak pernah ada yang berani tidur di kamar itu karena akan mengalami kejadian-kejadian aneh yang tidak diharapkan. Bahkan kami sering ketemu tamu yg baru mendekati ke Pendopo Ageng saja sudah tidak kuat. Apalagi tidur di kamar sakral itu, banyak yg tidak sanggup. Tapi ini luar biasa, Mas Anies bahkan bisa tidur nyenyak di kamar itu. Baru bangun ketika kami bangunkan menjelang sahur. Ketika kami-kami tanya gimana pengalamannya, dan cuma jawab pakai senyum.

“Ini mungkin seperti sebuah kode ‘penerimaan’ dari Eyang Ageng terhadap Mas Anies. Mas Anies telah diterima sebagai penerus perjuangan Eyang Ageng Mohammad Besari,”tulis Sutomo Somopawiro.

Hampir semua dari kami tak pernah bertemu dengan Mas Anies sebelumnya. Malam itu menjadi kali pertama kami bertemu secara fisik, tetapi suasana akrab sebagai keluarga langsung terbangun sejak sore saat pertama kali sampai dia datang ziarah ke makam Eyang Ageng Mohammad Besari,dilanjutkan dengan buka bersama, tarawih bersama, bercengkrama sampai tengah malam, sahur bersama, dan ditutup dengan sholat shubuh berjamaah. Selepas Sholat Subuh Mas Anies meneruskan perjalanan ke Ngawi, ada panen raya disana.

Barangkali ada yang bertanya, atas hubungan apa Anies Baswedan merupakan bagian keluarga besar Tegalsari? Mas Anies adalah orang yang ketiban pulung mewarisi rumah joglo tinggalan Trah Keluarga Eyang Ageng Mohammad Besari. Rumah pribadi yang ditempati Mas Anies di Lebakbulus ternyata adalah joglo yang usianya sudah ratusan tahun itu. Ada cerita panjang kenapa Mas Anies bisa mewarisi rumah itu, tetapi saya tidak perlu menceritakannya karena toh sudah ada tayangan youtube menceritakan tentang joglo ‘Satriyo Pinayungan’ tempat tinggal orang nomor satu di DKI itu.

Pertanyaan lanjutannya kenapa Tidak Jabar dan Jateng? Ke Jateng anies sudah hadir dan menyaksikan Persija yang juara piala Menpora. Cukup jelaskan Anies memberi support lebih atas Jakmania. Dan juara itu untuk sebuah nilai bagi warga Jakarta dan ini kode kuat juga bahwa Anies ada dialog dengan Gubernur Jabar hanya lewat medsos dimana dia bertegur sapa bahwa juaranya Persija direspon Gubernur Jabar Ridwan Kamil, mungkin tandanya itu saja sudah cukup dan memang cukup sudah segitu saja.

Anies menerima Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir dan Sekda Sumedang Herman Suryatman di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat minggu lalu/ist

Dibalik Anies ke Jatim soal yang urusannya soal ketahanan pangan beras ada yang menarik Bupati Sumedang Jawa Barat malah sowan ke kantor Anies Baswedan. Dan penerimaan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir dan Sekda Sumedang Herman Suryatman di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat minggu lalu itu adalah satu kekuatan lain.

Bupati Dony bersilaturahmi untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang antara Pemkab Sumedang dengan Jakarta. PT Foodstation Tjipinang Jaya saat ini memang sudah memiliki gudang di Sumedang. Selain kerja sama pemenuhan kebutuhan pangan di Jakarta, Doni menawarkan kerja sama di bidang investasi dan pariwisata.

“Kami menyambut baik kesempatan berkolaborasi yang lebih luas dengan Kabupaten Sumedang. InsyaAllah setelah Lebaran ini kita mulai jajaki peluang-peluang baru yang saling menguntungkan bagi Jakarta dan Sumedang,”begitu ungkapannya.

Intinya Anies Baswedan memang lebih memilih silaturahmi yang lebar. Ia berjalan dan terus melakukan langkah pasti. Anies ini Gubernur yang bukan wacana. Ia menjalaninya dengan bijak dan mengunakan akal sehat. Jika kawan saya  Dr Tony Rosyid menulis bahwa beberapa postingan survei berupaya mengganjal Anies via media, tetapi sejumlah survei yang tidak dipublish kabarnya bocor dan telah menjadi pembicaraan para wartawan dan analis politik. Anies unggul. Dan embali kata saya siapa yang lakukan survei?

Tony juga mengatakan dalam tulisannya di media ini bahwa bagi parpol, siapa yang berpotensi menang akan didukung. Ini sikap yang paling realistis. Setiap parpol akan menyelamatkan elektabilitasnya melalui dukungan terhadap capres terkuat. Dengan mengusung capres terkuat, coat-tail effect terjadi.

Selain coat-tail effect, parpol pengusung juga mendapat “ghonimah effect”. Jatah menteri atau jatah-jatah lain di struktur kekuasaan. Hal yang lazim terjadi di negara yang menganut sistem multi partai. “Membentuk koalisi, lalu manang, maka secara bersama-sama sejumlah kader partai ikut ambil peran di pemerintahan,” kata Tony.

Tapi 2024 masih lama kan Mas? Ya biarlah Anies bekerja sampai tugasnya benar baik untuk kebaikan warganya. Bukan begitu Mas Anies?

PEMIMPIN REDAKSI JAKARTSATU.COM dan ANALIS PADA Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI)