LUAR BIASA! “Bee Well” startup yang didirikan oleh alumni Universitas Indonesia dan binaan Pemkot Depok berhasil meraih penghargaan bergengsi “Innovation Showcase” oleh Health, Wellness & Society Network dalam ajang konfrensi ilmiah ke-11 yang diselenggarakan di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis pada 2-3 September lalu.
Tema besar yang diangkat dalam konfrensi ilmiah di Paris kali ini adalah pentingnya memajukan kesehatan serta kesetaraan dalam kerangka perspektif global
Dalam sambutan pembukaan, Imam Budi Hartono selaku Wakil Walikota Depok menyatakan kebanggaannya karena konsep platform digital sekolah sehat yang diinisiasi oleh Bee Well bisa menembus dunia global.
Topik ini cukup relevan dengan kondisi sekolah serta tantangan proses belajar mengajar menghadapi kondisi pandemi seperti saat ini.
Menurut Imam, dengan berhasilnya Bee Well menembus ajang konfrensi ilmiah internasional di Paris, diharapkan Bee Well dapat memperkenalkan konsep terobosan baru yang menjamin aspek kesehatan dan keamanan dalam proses belajar-mengajar serta mampu mengangkat kearifan nusantara.
Menurut Citra Natasya, konsep Indeks Kesehatan Sekolah (IKS) ditemukan pertama kali di dunia oleh Bee Well dari hasil penelitian yang mendalam selama lebih dari tiga tahun.
Pandemi COVID- 19 yang tidak terduga terjadi sejak awal tahun 2020 telah memaksa banyak sekolah di dunia untuk menutup aktifitasnya dan beralih menjadi daring (online). Penelitian dari para ahli dunia menemukan bukti kuat bahwa penutupan sekolah mampu mengurangi penularan virus serta mengendalikan pandemi.
Namun demikian, efek dari pola pengajaran daring ini mengakibatkan perubahan besar dalam proses belajar mengajar karena secara tetiba pembelajaran yang semula tatap muka menjadi daring.
Ada fundamental shock yang terjadi katanya, meskipun berhasil dalam pengendalian pandemi, namun proses belajar mengajar menjadi tidak sempurna karena ketidak siapan siswa, guru, orang tua, kurikulum serta kurang memadainya kondisi infrastruktur ditambah lagi besarnya kebutuhan biaya untuk pembelajaran daring.
Sebelum konfrensi di Paris, Bee Well juga berhasil mengikuti ajang Korea K-STARTUP GRAND CHALLENGE 2021.
Sementara itu, staff riset dari Bee Well, Felicia Fransius yang juga mahasiswi Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI), menambahkan bahwa berdasarkan survei yang dilakukan di kota-kota besar di Indonesia, 78% responden mengaku lebih memilih pembelajaran online karena jaminan kesehatan dan keselamatan sekolah di Indonesia yang masih belum memadai, namun responden juga percaya bahwa proses belajar mengajar yang ideal sejatinya haruslah dilakukan secara tatap muka.
Bagaimana win-win solution nya? Oleh karena itulah konsep Indeks Kesehatan Sekolah (IKS) diperkenalkan untuk menjamin proses belajar secara tatap muka sekaligus kesehatan dan keamanan sekolah. Algoritma IKS dikembangkan oleh Theresia Evelyn mahasiswi asal UI dengan pendekatan konsep manajemen risiko sehingga nantinya status kesehatan siswa, guru dan keamanan sekolah dapat diakses secara real-time, transparan serta terukur. Integrasi antara parameter kesehatan siswa, guru, kurikulum sehat serta kondisi infrastruktur sekolah dinamai sebagai ketahanan sekolah. Acara konfrensi ilmiah Health, Wellness & Society ke-11 di Paris ini dihadiri oleh 1000-an peserta baik peneliti, tenaga akademik serta pemerhati kesehatan dari berbagai negara dan diselenggarakan secara tatap muka dan daring.