JAKARTASATU.COM – Sebagai partai politik baru partai NasDem menyambut hangat ajakan koalisi yang ditawarkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal tersebut diperkuat dengan sikap Ketua umum DPP Partai NasDem Surya Paloh yang ‘welcome’ terhadap kedatangan capres PDIP, Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut analis politik Pusat Kajian Komunikasi dan Politik Indonesia (PKKPI) Aendra Medita menilai ada tiga hal yang menyebabkan partai nomor urut pertama dalam pemilu tersebut menyambut baik ajakan koalisi PDIP.
“Alasan pertama adalah, NasDem ingin menggembosi partai Golkar,” kata Aendra saat dihubungi PorosNews. Com, Jakarta, Senin malam (14/4).
Sebagai mantan kader golkar yang sudah mengabdi selama 43 tahun di partai politik berlambang pohon beringin tersebut loyalitas SP tentu saja tak perlu dipertanyakan lagi. SP sendiri merupakan kader inti binaan mantan Presiden Soeharto dan sudah dipersiapkan bakal duduk sebagai pucuk pimpinan partai Golkar.
Namun dalam ajang Musyawarah Nasional (Munas) ke VIII Partai Golkar pada tanggal 8 Oktober 2009 yang digelar di Pekanbaru, Riau SP harus menelan kekalahan dari rival utamanya Abu Rizal Bakrie (ARB). Dalam munas tersebut, SP mendapat suara sebanyak 240 suara sedangkan ARB memperoleh suara sebesar 296 suara.
“Untuk alasan kedua, NasDem dipastikan bakal meminta jatah dua kursi menteri dari PDIP. Jika PDIP bakal muncul sebagai pemenang dalam pilpres mendatang,” terang analis politik yang juga Direktur eksekutif Citra Survei Indonesia (CSI) tersebut.
Ditambahkan Aendra jatah dua menteri yang akan diminta oleh partai NasDem kemungkinan besar adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KemenESDM).
“Kenapa dua jatah menteri itu yang diminta? Ya karena disitulah SP berkiprah,” jelasnya.
Dan untuk alasan ketiga adalah soal popularias dan publikasi secara gratis. Sudah menjadi rahasia umum, jika SP merupakan salah satu bos media terbesar di Indonesia. Dengan bekal media besar itulah, PDIP akan mendapatkan promosi gratis dalam ajang pencapresan mendatang.
“PDIP butuh popularias dan publikasi gratis dari media milik Surya Paloh, karena mereka tak punya media. Dan saya pastikan jika Jokowi dan PDIP akan kerap muncul di stasiun televisi Metro TV dan surat kabar Media Indonesia,” tutupnya.