Aendra Medita bersama sang maestro almarhum Pelukis Jeihan S/andis

CATATAN AENDRA MEDITA

DALAM pekan ini dua nama yang naik daun adalah Sri Mulyani dan Mahfud MD. Lebih lagi setelah dia keduanya pentas di parlemen. Seperti sebuah drama, di buka dengan gaya dramaturgi gaya lama. Pentas itu dibuka layarnya. Dan terjadi dialog ada yang panjang ada juga yang hanya dapat dialog pendek. Ada paparan demi paparan yang sampaikan.

Kisah ini dipantik sebelumnya adalah karena ada sejumlah dana dana triliyunan yang bergulir dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) merupakan lembaga sentral (focal point) yang mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dana-dana siluman. PPATK berikan (perlihatkan) data ke  Mahfud MD dan tercuatlah ada dana ini itu. Lalu tapi akhirnya PPATK kemudian di klarifikasi. Drama bergulir dan PPATK merasa kemudian diserang publik dan media begitu kira-kira, lalu yang disebutkan ada dana siluman itu di Kemenkeu dan babak selanjutanya PPATK diam, tapi Sri Mulyani dan Mahfud MD berjumpa. Kemudian makin panjang.

Flashback sedikit ada kisah awalnya Rafael Alun Trisambodo dipecat dari statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan karena kasus anaknya yang melakukan aniaya sadis. PPATK mencurigai adanya transaksi mencurigakan di dalam rekening milik mantan pejabat Rafael. Sejauh ini, sudah 40 rekening terkait Rafael diblokir. Nilai aliran uang di dalam rekening tersebut dalam kurun 2019-2023 ditaksir mencapai Rp 500 miliar. Nama Rafael mencuat setelah anaknya, Mario Dandy Satrio (20) terlibat kasus penganiayaan terhadap anak pengurus Banser NU, berinisial D (17).

Mantan Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein mengungkapkan bahwa pegawai Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo merupakan anggota sebuah kelompok yang punya transaksi mencurigakan di institusi tersebut. Yunus menuturkan, keberadaan kelompok tersebut sudah dilacak oleh Satuan Tugas Antimafia Pajak sejak 2010, tetapi masih bisa beraksi setelah satu dekade lebih. “(Rafael) ini termasuk dari anggota kelompok lama sebenarnya,” kata Yunus dalam acara Gaspol! Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Eks Ketua PPATK Bongkar 30 Orang Geng Lama Rafael Alun di Ditjen Pajak Ia menuturkan, “geng” tersebut kira-kira beranggotakan sekitar 30 orang. Mereka bukan hanya kenal satu sama lain sebagai sesama pegawai Direktorat Jenderal Pajak, tapi juga mengenal mantan pegawai Pajak yang sudah berprofesi sebagai konsultan pajak sehingga rawan terjadi kongkalikong.

“Jadi mainnya pada waktu pemeriksaan saling kenal, ada transaksi, ada negosiasi, ada simbiosis,” ujar Yunus. Yunus mengaku sudah menyerahkan informasi mengenai keberadaan kelompok tersebut kepada pihak kejaksaan, tetapi belum ditindaklanjuti hingga tuntas. “Waktu itu memang lebih banyak dikasih ke kejaksaan karena faktor tadi bukan penyelenggara negara, tapi belum tuntas di kejaksaan itu masalahnya,” kata Yunus.

Dari sana, Rafael terus disorot. Utamanya, setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut ada ketidaksesuaian antara profil jabatan Rafael dengan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) miliknya.

Rafael yang Diblokir PPATK Diketahui, sebelum dipecat dari instansi yang dipimpin Sri Mulyani, Rafael merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Eselon III dengan kekayaan yang dilaporkan mencapai Rp 56,1 miliar. Dicurigai, beberapa harta milik Rafael tidak tercatat di LHKPN. Salah satunya, mobil Jeep Rubicon dan motor Harley Davidson yang kerap dipamerkan keluarganya di media sosial. Bahkan, mobil tersebut tercatat atas nama orang lain. KPK pun sempat menyebut akan memeriksa beberapa orang yang diduga bagian dari “geng” di Ditjen Pajak.

Drama masih berlanjut dan panggung bergeser ke DPR. Sri Mulyani dan Mahfud MD tetap jadi aktor drama dan semua media dan publik tersorot padanya. Saya tak mau bahas tapi hanya ingin katakan ini akankan dra terulang dari dara setiap uang besar kasusnya akan lemah?

Drama juga ada dikisah bola PIALA DUNIA U 20 tahun yang mana Indonesia sedang nanggung malu, katanay dulu dapat tender untuk jadi tuan rumah, eh kini FIFA gagalkan. Kenapa yang dengan negeri ini?

Hanya bertanya saja?