culikJAKARTASATU.COM – Mayor Jenderal TNI (purn) Kivlan Zein tak bisa menahan amarah saat disinggung kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada tahun 1997/1998 oleh Ketua Badan Advokasi Hukum (Bahu) Partai NasDem, Taufik Basari.

Dalam sebuah diskusi publik dibilangan Cikini, Jakarta, Selasa (6/5), politisi yang akrab disapa Tobas tersebut berkali-kali mengungkit aksi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara pada zaman akhir dimasa kekuasaan Orde Baru. Bahkan, Tobas menyarankan kepada Kivlanb untujk segera mendatangi kantor KomnasHAM untuk melaporkan korban penculikan dan pembunuhan pada tahun 1997/1998.

Kesabaran Kivlan pun habis dan kemudian mengatakan bahwa apa yang dikatakan Taufik adalah tanggung jawab seorang Presiden. Kivlan pun merebut mik yang dipegang Taufik dan mengatakan apa yang dikatakan Taufik seharusnya disampaikan kepada Presiden.

“Kamu bicara masalah Presiden, bukan pada saya. Kamu jangan begitu. Kamu bicara visi misi Presiden, bukan Kivlan. Kamu jangan menembak,” kata mantan Kepala Staff Kostrad.

Untuk diketahui selain Tobas, beberapa gelintir aktivis 98 yang tergabung dalam Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) juga menyerukan dan menolak tegas capres yang terlibat pelanggaran HAM pada masa lampau.

Namun demikian seruan yang disampaikan mantan demonstran tersebut bukanlah seruan murni yang berasal dari dalam hati nurani. Sebagian besar aktivis Pena 98 merupakan kader partai politik berlambang banteng dengan moncong putih. TR/Porosnews.com