Hingga berakhirnya tahun 2023, progres Comercial Operation Date (COD) PLTGU Jawa 1 kapasitas 2 x 880 MW bernilai investasi USD 1.8 miliar atau setara Rp 28 triliun dari PT Pertamina NRE dipertanyakan.

Kenyataan tersebut tentunya tidak sejalan dengan pernyataan Dirut PT Pertamina NRE, Dannif Danusaputro pada 28 September 2023 yang telah merespon pernyataan Menteri ESDM Arifin Tasrif ke awak media pada 5 Mei 2023 soal biang kerok molornya COD PLTGU Jawa 1. Dannif bahkan kala itu menyatakan Pertamina NRE telah menjamin PLTGU Jawa 2 akan COD pada akhir tahun 2023.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Rabu (3/12/2024) di Jakarta.

“CERI sejak tahun 2016 sudah memantau mulai proses tender PLTGU Jawa 1 hingga saat ini. Menteri ESDM, Arifin Tasrif pada 5 Mei 2023 pernah mengeluarkan pernyataan bahwa ada masalah teknis sebagai penyebab molornya COD PLTGU Jawa 1. Dirut Pertamina NRE merespon dengan menjanjikan COD PLTGU Jawa 1 pada akhir 2023. Namun kenyataannya tidak terbukti, hanya COD Unit 2, sementara unit 1 masih akan di tahun 2024, waktu tepatnya belum ada, masih dioptimalkan secepatnya,” kata Yusri.

Terkait molornya COD PLTGU Jawa 1 itu, CERI telah melayangkan surat konfirmasi sejak Selasa 2 Januari 2024 kepada Sekretaris Perusahaan PT Pertamina NRE, Dicky Septriadi. CERI juga menembuskan konfirmasi tersebut ke Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Pertamina ( Persero) Holiding serta Dewan Direksi Subholding PT Pertamina NRE.

Dalam keterangan tertulisnya hari Rabu 3 Januari 2024, Dicky mengutarakan, salah satu yang menjadi pencapaian Pertamina NRE tahun 2023 adalah beroperasinya pembangkit Listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) Jawa-1 khusus unit 2 berdaya 751 MW dari kapasitas 880 MW di Desember 2023.

“Syukur alhamdulillah di penghujung tahun 2023 kita sudah berhasil mengoperasikan project energi bersih skala besar seperti PLTS WK Rokan 25,7 MWp, PLTS Kilang Plaju 2,25 MWp, dan PLTGU Jawa-1 Unit 2 yang berkapasitas 880 MWp. Tidak berhenti disitu, kami sedang finalisasi serangkaian proses tahap akhir untuk beberapa proyek yang siap dioperasikan di 2024 ini, seperti PLTS Kilang Balongan, PLTS Kilang Dumai, PLTS Kilang Cilacap, PLTS di fasilitas Pemasaran Pertamina, dan tentunya PLTGU Jawa-1 Unit 1. Semua kita optimalkan demi terciptanya ekosistem energi bersih di Indonesia,” ungkap Dicky Septriadi.

Mengenai keterangan Dicky tersebut, Yusri menyatakan CERI memberi apresiasi atas respon dan keterangan yang diberikan Dicky tersebut. Meski demikian, Yusri mengatakan pihaknya masih menyayangkan bahwa Dicky tidak memberikan keterangan lebih mendalam tentang kapan pastinya COD PLTGU Jawa 1 untuk Unit 1.

“Jadi PLTGU Jawa 1 yang baru beroperasi unit 2 dengan kapasitas 880 MW, tetapi tidak dijelaskan beroperasinya unit 1 kapasitas 880 MW. Untuk diketahui, IPP Jawa-1 1800MW itu terdiri dari 2 plant, masing-masing 880 MW,” ungkap Yusri.

Yusri menegaskan, secara keseluruhan PLTGS Jawa 1 sudah molor selama dua tahun dari target awal akan komersial pada Desember 2022, terbukti sudah molor dua tahun.

“Cilakannya informasi yang kami peroleh IRR mereka tergerus dan sekarang hanya 6.97%. Ini dibawah Weighted Average Cost of Capital (WACC). Standard Pertamina adalah 8% WACC. Apalagi kalau dibanding dengan Hurdle Rate, sekitar 11%, maka ini jauh di bawah,” pungkas Yusri.

Lanjut Yusri, sejak awal proses tender PLTGU Jawa 1 sudah kontroversial, akhirnya pada awal tahun 2017 PLN telah menunjuk pemenang tender IPP Jawa 1 adalah konsorsium Pertamina NRE (40%) dengan Marubeni (40%) dan Sojitz (20%) yang keduanya berasal dari negara Jepang.

“Adapun pengerjaan konstruksi Engineering, Procurement and Construction (EPC) PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T dan PT Meindo Elang Indah,” kata Yusri.

“Sementara diketahui PLTGU Jawa 1 ini memiliki dua Project company, yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR),” tutup Yusri. (CR/jkts)