Sketsa Pilkada Serentak (5):
DM Pegang “Voucher” Jabar-1
RK Lanjut “On the Way” ?!
oleh: Imam Wahyudi (iW)
RIDWAN Kamil atau Dedi Mulyadi?! RK atau DM?! Dengan tanda tanya dan tanda seru, penulis ingin menggambarkan aroma “perseteruan” antarkeduanya. Teka-teki yang tak segera berujung. Berlangsung sejak tahapan awal Pilkada Serentak 2024.
Siapa bakal calon unggulan Jabar-1? Sementara ini, terfokus pada dua nama itu. Topik yang seolah ingin lebih dulu terjawab. Sebelum Ikhwal bakal calon lainnya. Sebut saja, Ilham Habibie yang menyusul kemudian. Kostum “kuda hitam” yang akan mewarnai kompetisi.
Teka-teki itu terjawab akhir pekan ini. Partai Golkar (akhirnya) meminang Dedi Mulyadi sebagai bakal calon Gubernur Jabar 2024. Mengingatkan obrolan warung kopi dengan Bima Arya, saat memelopori sosialisasi Pilgub 2024 di Bandung, 16 Mei lalu. Mantan Wali Kota Bogor, dalam kapasitas bacalon.
Penulis sampaikan, bahwa cukup alasan Gerindra ingin “menguasai” Jawa Barat. Melalui figur Dedi Mulyadi yang diusung menjadi kandidat Pilgub. Lantas bagaimana posisi RK sebagai calon tunggal Golkar? Di sinilah problematika, sekali gus dilema bagi kedua kekuatan politik yang tengah bermesraan. Berlayar bulan madu dalam satu bahtera KIM. Koalisi Indonesia Maju, produk mutahir dari hasil Pemilu 2024. Tentu, dalam kepentingan dan kejaran politik kekuasaan di Jabar. Itu pula teka-teki tadi bergulir tak kunjung menepi.
Prakiraan Golkar pertahankan opsi utama RK, tentu dimaklum. Dia petahana jabatan gubernur. Kali ini, memimpin elektabilitas untuk Pilgub Jabar 2024. Jauh melampaui DM yang (meski) berada di urutan kedua. Namun dari sisi perolehan suara Pemilu 2024, Gerindra juara. Bahkan melanjutkan keunggulan hasil pemilu sebelumnya 2019. (Gerindra memimpin legislatif, Golkar menguasai eksekutif).
Gerindra raup 4.301.852 suara, setara 20 kursi DPRD Jabar. Menyusul PKS (3.806.216 suara) dan Golkar (3.590.621 suara) masing-masing 19 kursi. Sementara PDIP (2.970.223 suara/17 kursi) dan PKB (2.850.963 suara/15 kursi). Konfigurasi dewan berikutnya, Partai Demokrat dan Nasdem masing-masing delapan kursi. Lantas, PAN (7 kursi), PPP (6 kursi) dan PSI (1 kursi). Total 120 kursi DPRD Jabar.
Konfigurasi itu bagai petunjuk arah. Selanjutnya perlu kalkulasi sebisa mungkin “presisi” hingga kemasan pesan publik. Pernyataan Golkar meminang RK dan Gerindra tidak serta-merta keukeuh untuk DM, kiranya berarah makna ganda. Pada kesempatan pertama, demi memelihara dan atau membangun simpatik publik sebagai calon pemilih.
MD sudah beroleh voucher. Belum pegang tiket kompetisi. Masih menunggu sinyal lain, tak kecuali bandar. Hehe. Lantas RK lanjut berlayar ke mana? Kabarnya tengah on the way ke Jakarta. Sepanjang belum ada pernyataan resmi dan atau deklarasi koalisi, masih berlaku dinamis. Bijaknya, menunggu spasi 27 hingga 29 Agustus 2024. Durasi yang cuma tiga hari masa pendaftaran pasangan calon. Tinggal bilangan sepanjang tiga pekan terakhir bulan ini, menyisakan teka-teki pamungkas. Terbilang masih eskalatif.***
– jurnalis senior di bandung