Muhaimin Lolos, Lembong Langsung Ditahan

Damai Hari Lubis
Pengamat Hukum dan Politik Mujahid 212

Pasangan Cawapres yang Anies pilih sehingga tinggalkan AHY bukan support MUHAIMIN TERKESAN LUNTUR.

“Saya ingin dipanggil Ketum,” kata Cak Imin menirukan, sambil tertawa terkekeh-kekeh. Hal tersebut mendapat asumsi publik, “Cak Imin sedang menyindir Anies Baswedan.”

Kesimpulannya, semua para tokoh bangsa di negara ini, sulit dicari yang benar-benar jujur dan role model. Dan kadang kala fenomenanya amat melucukan dan mengagetkan.

Airlangga dan Zulhas malah yang santer dalam beberapa kasus dan bolak balik dipanggil oleh lembaga penegak hukum malah aman-aman saja dan kembali jadi menteri.

Begitu juga Muhaimin, yang pernah dituduh melakukan beberapa kali penyimpangan, bahkan pernah menjadi lawan Gibran pada konstelasi politik serius Cawapres di pilpres  2024 tetap aman-aman saja

Kemudian kembali kepada sosok Anies yang inovatif, jujur, cerdas dan banyak punya bukti karya, namun mengecewakan banyak pendukungnya, barisan para pejuang yang berharap nyata pada angin perubahan. Ternyata Anies:

1. Selain banyak kelebihannya, namun bukan tokoh proaktif dan progresif. Anies sosok sekedar aktif saja. Bukan tokoh dgn etos (naluri) pelawan radikal menuju cita-cita perubahan yang Ia gaungkan serta gayung bersambut, atau;
2. Beliau sosok tokoh normatif. Sekedar ingin melawan melalui unsur badan yudikatif, padahal lembaga isinya rawan akan kroni rezim  (MK dan PTUN, PN dll). Atau ibarat ” ingin melawan barisan abnormal dan bersenjata lengkap cukup dengan intifada air jernih segayung, atau dengan pola “sopan santun”;
3. Dan ternyata jenis orang di sekeliling Beliau pun banyak yang “hampir identik” dengan rezim yang akan di reformasi akhlaknya, atau beda se-kulit ari;

Maka, andai “hasil normatif” Anies menang, kondisi amat rapuh, karena faktor para jenis mimikris didalam gerbong kepercayaan Anies, banyak punya catatan hitam ditangan rezim yang dikalahkan. Sehingga apa jadinya jika para koruptor kongsi dana lalu menggunakannya disertai bukti-buktinya untuk pola turun rame-rame mendesak aparatur agar tangkap semua orang di kabinet Anies ?

Bisa jadi yang  Maha Tahu atas Segala Isinya, tetap memberikan kesempatan kepada para aktivis untuk memperoleh lebih banyak pahitnya dunia nyata agar tidak tercebur kedalam yang lebih dalam, gelap dan bau bunga bangkai.

Pesan penulis, diskursus poltik hukum aneh-aneh era rezim yang lalu, sementara masih kental. Maka para advokat orang dekat Tim Hukum Anies mesti bersiap diri dan mengasah ilmu di bidang UU. TIPIKOR selain butuh mempertajam keberanian bukan show kuantitas saja (banyak tapi ecek-ecek) tapi berkualitas dan JAMIN TIDAK LUNTUR.