SEDEKAH VS MENCURI

Oleh : Girarda
Pemerhati sosial

Bulan ramadhan dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan, salah satunya sedekah. Maka tidak heran kalau banyak yang memberi makan gratis untuk berbuka puasa, atau hal lain bentuk sedekah. Sedekah merupakan kegiatan sukarela mengeluarkan harta untuk kepentingan orang lain, sesuai anjuran agama. Berbeda dengan mencuri, kegiatan mengambil yang bukan haknya untuk kepentingan pribadi, termasuk korupsi.

Sedekah mesti berasal dari sumber perolehan yang halal, barang dan cara memperolehnya.  Bila sedekah mendorong untuk peka dan berbagi kepada orang lain, sedang mencuri/korupsi cenderung memupuk sifat egois mementingkan diri sendiri ataupun kelompoknya. Jangankan berpikir halalnya, aturan negarapun dilanggarnya.

Susah memahami bagaimana egoisnya pencuri/koruptor yang ngembat miliar hingga triliun rupiah. Tidakkah mereka punya hati melihat orang yang antusias mengantri untuk sekedar mendapat buka puasa gratis. Tidakkah mereka miris mendengar kabar ribuan orang terkena PHK menjelang lebaran. Seandainya masih ada ibu Malin Kundang, kami akan memintanya agar para pencuri/koruptor itu disumpahin menjadi patung batu biar diingat hingga anak cucu.

Bulan ramadhan adalah bulan baik untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan, juga sebagai bulan pengampunan. Para pencuri/koruptor apabila masih punya sedikit nurani kebaikan, bulan ramadhan sebagai waktu yang baik untuk refleksi diri mohon ampun dan taubat, juga cepat mengembalikan hasil curian/korupsi kepada negara.

Kontras dengan sedekah yang memupuk solidaritas sosial maka mencuri/korupsi merupakan sifat asosial.