Yusril Ihza Mahendra/ist
Yusril Ihza Mahendra saat menjadi khatib di Masjid Raya Ahmad Yani, Mando, Sulawesi Utara (Foto/Twitter)
Yusril Ihza Mahendra saat menjadi khatib di Masjid Raya Ahmad Yani, Mando, Sulawesi Utara (Foto/Twitter)

JAKARTASATU – Pemilihan Gubernur DKI Jakarta bisa dibilang menjadi isu yang cukup menarik saat ini. Banyak tokoh bermunculan yang ingin maju untuk meramaikan bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta. Salah satunya adalah Pengacara Yusril Ihza Mahendra yang telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Yusril seolah belajar dari kemenangan kakaknya, Yuslih Ihza, yang sukses mempecundangi Basuri Tjahaja Purnama, adik Basuki Tjahaja Purnama, di pilkada Belitung Timur akhir 2015.

Dia pun akan menghimpun dukungan dari sejumlah petinggi partai. Meski bukan sikap resmi partai, Yusril mengklaim telah mendapatkan dukungan dari beberapa partai politik.

Yusril mendeklarasikan diri sebagai salah satu kandidat bakal calon Gubernur DKI Jakarta saat peluncuran bukunya, Sabtu, 6 Februari 2016. Semula, kata Yusril, dia tak ingin maju meramaikan bursa pemilihan kepala daerah Jakarta. Setelah dibujuk tim lembaga penelitian Cyrus Network, Yusril mantap dalam persaingan politik kali ini.

“Saya bersedia maju head to head lawan Ahok biar suara rakyat fokus seperti pilpres antara Jokowi dan Prabowo,” kata Yusril.

Saat ini, tim pemenangan Yusril tengah mengumpulkan dukungan, baik dari partai maupun perseorangan. Ia optimistis dukungan akan terkumpul sebelum waktu pendaftaran tiba.

Salah satu yang tegas mendukung pencalonan Yusril adalah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung. Lulung menyatakan dukungannya terhadap Yusril Ihza Mahendra sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.

“Yusril itu tokoh yang representatif dari segala kehidupan,” kata Lulung di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis, 3 Maret 2016.

Lulung mengatakan Yusril merupakan salah satu negarawan. Buktinya, kata Lulung, Yusril pernah dicalonkan sebagai presiden pada 1999. Kemudian, Yusril dianggap Lulung sebagai seorang ilmuwan dan ahli tata negara. Lulung mengaku bahwa Partai Persatuan Pembangunan akan berkoalisi dengan beberapa partai lainnya untuk mengusung pasangan Calon Gubernur.

“Yang penting PPP tidak sama Ahok. Secara pribadi, saya mendukung Yusril. Namun, keputusan tetap di tangan partai. Saya mah jatuh cinta sama Yusril,” ucapnya.

Dan seandainya PPP mengusung Ahok, Lulung menyatakan diri akan mundur dari partai. Tapi PPP akhirnya pada KAmis 10 Maret 2016 lewat Djan Faridz mengatakan mendukung Haji Lulung.(DS)