JAKARTASATU.COM – Appsflyer, perusahaan atribusi pemasaran terdepan di dunia, hari ini mengeluarkan Laporan Ramadan edisi kedua, yang menganalisa perilaku penggunaan aplikasi mobile dan belanja iklan di aplikasi di Indonesia, Malaysia dan Singapura selama periode Ramadan 2019.
“Berdasarkan hasil riset kami pada tahun 2019, pendapatan dari aplikasi mengalami peningkatan selama periode Ramadan dengan harapan banyak pegawai akan mendapatkan bonus (THR) di Indonesia. Digabung dengan lebih banyak waktu luang, insentif liburan seperti ini membuat orang – orang untuk lebih bersemangat untuk menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman melalui perjalanan atau belanja, “kata Presiden dan Managing Director AppsFlyer, Asia Pasifik, Ronen Mense.
“Walaupun angka pertama kami untuk 2020 menunjukkan bahwa penginstalan aplikasi setiap minggu sangat stabil*, dampak lebih kuat dari COVID-19 dapat lebih terasa dalam pekan menuju Ramadan, karena pasar dipaksa untuk menyesuaikan diri sesuai dengan norma norma yang baru seperti regulasi kerja-dari-rumah dan pembatasan perjalanan. Akan ada sektor ekonomi yang akan menanggung tantangan ekonomi hari ini, tetapi hal ini juga dapat menyajikan kesempatan yang baik, khususnya untuk pemasar aplikasi dalam rumah, seperti permainan dan pengantar makanan untuk menyebut beberapa” imbuhnya.
Laporan ini mencakup sejumlah aplikasi yang mendapat tingkat penginstalan sedikitnya 250 kali per pekan dalam periode 12 bulan yang meliputi periode Ramadan tahun 2019. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018. Laporan ini menekankan metrik untuk empat kategori aplikasi teratas yaitu belanja, perjalanan, hiburan serta keuangan serta menilai bagaimana mereka menjadi populer dengan indikator kunci tersebut selama tahun 2019.
Beberapa ringkasan utama dalam laporan ini adalah; Pertama, periode puncak untuk menginstal aplikasi kategori belanja adalah tepat sebelum Ramadan dimulai. Seiring meningkatnya daya konsumsi umat Muslim jelang Ramadan, tingkat penginstalan aplikasi kategori Belanja di Indonesia, Malaysia dan Singapura cenderung meningkat sebelum Ramadan 2019, yang menciptakan kesempatan potensial bagi para pemasar untuk belanja iklan guna memaksimalkan penginstalan. Tingkat penginstalan aplikasi menurun dari segi pendapatan dan volume pembelian pada pekan pertama. Sementar itu, dalam pekan kedua (11%) dan pekan ketiga, volume pembelian mencapai puncaknya, bertepatan dengan masa pegawai mendapatkan bonus ke-13 (THR) mereka dan belanja untuk liburan.
Kedua, aplikasi kategori permainan dan hiburan mencapai periode emasnya pada pasca-Ramadan. Penginstalan aplikasi kategori Hiburan ini tercatat meningkat 7% lalu 21% dalam dua pekan pertama Ramadan, sedangkan untuk permainan sederhana (Casual Games) juga meningkat 2% dalam dua pekan awal. Di Indonesia, aplikasi Hiburan memiliki performa yang cenderung baik dengan tingkat retensi 6% selama 30 hari.
Ketiga, penginstalan aplikasi kategori perjalanan terus meningkat jelang Ramadan. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk merencanakan perjalanan (mudik) mereka sebelum Hari Raya, yang memicu peningkatan penginstalan aplikasi perjalanan.
Keempat, pekan pertama Ramadan menjadi masa penurunan tingkat instalasi dan volume pendapatan. Hampir seluruh kategori, terutama hiburan, harus dihindari untuk pemasangan iklan dalam pekan pertama. Namun, secara perlahan kesempatan untuk pemasangan iklan meningkat dari pekan ke pekan selama Ramadan hingga menjelang Hari Raya.
Kelima, pekan terakhir Ramadan hingga sebelum Hari Raya dapat disebut sebagai periode terbaik untuk pemasaran yang terarah, karena sebagian besar kategori aplikasi mengalami peningkatan pendapatan. Biasanya, Tunjangan Hari Raya (THR) dibayarkan sebelum periode ini dan menghasilkan tradisi berbelanja sebelum Hari Raya.
Keenam, perlindungan terhadap penipuan di aplikasi merupakan hal yang krusial selama periode Ramadan pengoptimalan efektifitas pemasaran. Pemasar aplikasi keuangan khususnya, harus membekali diri dengan perlindungan terhadap penipuan, karena hampir setengah dari penginstalan secara umum dikaitkan dengan kejahatan ini. Kategori aplikasi perjalanan (48,3%), belanja (48,5%), hiburan (49,7%) dan sosial (31%) juga terkena dampak ini dan harus terus waspada. Tingkat penipuan terhadap aplikasi kategori permainan secara umum masih tergolong rendah di kawasan karena mendapat manfaat dari strategi pemasaran yang lebih canggih. |WAW-JAKSAT