Foto: Deddy Sitorus (Ketua DPP PDIP)/tangkapan layar

JAKARTASATU.COM– Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus menanggapi apa yang ia sebut sebagai sayembara Maruar Sirait atau Ara soal Harun Masikhu—yang dapat menangkapnya diberikan Rp8 miliar.

“Hebat. Orang kaya. Lebih kaya dari KPK. Melebihi anggaran KPK dia punya,” kata Deddy di akun TikTok miliknya, Sabtu (30/11/2024).

Apa yang disayembarakan Ara menurut Deddy sebenarnya merendahkan KPK. “Sama kayak bilang, ‘Udah gua enggak percaya KPK. Nih biar rakyatlah yang nyariin, bukan KPK. Gua kasih 8 miliar’,” kata Deddy.

“Lucunya KPK-nya bilang itu bagus. Kalau gua mah kalau jadi KPK, tersinggung gua kali. Dianggap enggak mampu sampai rakyat bikin sayembara,” cibirnya.

Menurut Deddy, Ara bikin sayembara itu selain dianggap merendahkan KPK, juga bertujuan untuk menjelek-jelekkan PDIP.

“Tentu tujuannya menjelek-jelekkan PDI Perjuangan, karena mau dekat proses pilkada kemarin. Dia juga meremehkan PDI Perjuangan dalam sebuah kampanye yang videonya beredar di mana-mana,” ungkap Deddy.

“Selain itu melalui satu podcast, rekaman, bahwa Pram-Rano akan kalah karena Anies mendukung. Dia lupa menyebutkan bahwa Ridwan Kamil didukung FPI dan Habib Rizieq,” imbuhnya.

Kasus Harun Masikhu menurut Deddy tidak ada kerugian negara. Namun, ia mempertanyakan kenapa Ara bikin sayembara itu.

“Tapi pertanyaannya: kenapa bukan kasus timah yang merugikan negara 371 triliun, ya? Kenapa bukan soal Blok Medan, misalnya. Kenapa bukan soal PIK dijadikan PSN yang dia persoalkan? Banyak kasus-kasus lain yang merugikan negara,” kata Deddy.

“Sementara kasus Harun Masikhu, itu dia korban, ditekan, dimintai duit. Menyuap. Enggak ada kerugian negara di situ. Malah dia yang rugi. Sampai sekarang entah dia di mana. Dan KPK enggak sanggup menangkap,” lanjutnya.

Ara yang mantan kader PDIP itu “dikuliti” Deddy dengan menyebut bahwa dahulu dia bukanlah siapa-siapa dan bukan apa-apa.

“Setelah di PDI Perjuangan, jadi anggota dewan, lalu kenal sama konglomerat, akhirnya kaya. Dari orang biasa punya rumah Menteng. Gile, kan?” kata Deddy.

“Gitu ya penjelasannya. Sampaikan pada Ara, teruslah sombong. Kami bahagia kalau Anda tetap arogan. Merdeka!” tutup Deddy. (RIS)