ERA TRANSISI PASCA JOKOWI: (8) Presiden-presiden Transisi dan Calon-calon Presiden Boneka…

Sri-Bintang Pamungkas

Akhirnya salah satu faksi Pemberontak terbesar, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memasuki Damaskus. Presiden Bashar al-Assad jatuh dan melarikan diri ke Moscow setelah bertahan selama 13 tahun melawan para pemberontak. Al-Jolani atau siapa saja akan segera menggantikan al-Assad menjadi pemimpin Eksekutif Transisi Suriah.

Peristiwa itu tidak banyak berbeda dari apa yang terjadi di Indonesia, ketika Soeharto dijatuhkan pada 1998 dan digantikan BJ Habibie. Sama dengan di Suriah, di belakang penjatuhan al-Assad dan Soeharto adalah Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dari NATO. Sesudah penjatuhan Rezim Diktator itu dimunculkan Presiden-presiden Transisi dan Presiden-presiden Boneka…

Di Indonesia naik Habibie, Gus Dur dan Megawati sebagai Presiden-presiden Transisi; serta SBY dan Jokowi sebagai Presiden-presiden Boneka AS; mungkin Prabowo adalah Boneka AS dan Cina sekaligus.

Peristiwa seperti di Indonesia itu diulang kembali terhadap Afganistan (2001), Irak (2003), Mesir (2008), Libya (2010) dan Suriah (2011) lewat perang. Sedang di Indonesia lewat Krisis Moneter.

Al-Jolani muda bergabung dengan Al Qaeda Irak, dan menjadi salah satu pemimpinnya. Dia dikenal sebagai “Si Pembantai”, dan diancam hukuman mati oleh Pemerintah Iraq; kepalanya dihargai 10 ribu USD oleh Amerika Serikat yang menganggapnya sebagai teroris.

Al-Jolani sempat dipenjara di kota Bucca, Irak Utara, sebelum bergabung dengan kelompok al-Bagdadi, pemimpin Faksi Islamic State of Iraq (ISI). Perbedaan pendapat dengan al-Bagdadi membikin al-Jolani kembali ke Suriah dan mendirikan Al-Nusra, juga bagian dari Al-Qaeda.

Pemberontakan dimulai pada 2011 dengan bantuan persenjataan Arab Saudi, Uni Arab Emirat serta AS dan sekutu-sekutunya; persis sesudah Libya dibuat hancur dan Moamar Kadafi dibunuh Obama. Di Era Barack Obama itu AS meninggalkan para Pemberontak Suriah, karena tidak mau bersekutu dengan Al -Qaeda. Bahkan Presiden Trump menyebut al-Assad sebagai  the Tough Guy, sambil mengacungkan jempolnya.

Sementara itu Al-Bagdadi mengembangkan ISI menjadi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) untuk menyatukan Irak dan Suriah dalam satu Negara Islam. Amerika Serikat memanggil sekutunya NATO ke Suriah Utara dengan maksud menghabisi ISIS. Terakhir dikabarkan Al-Bagdadi terbunuh.

Di kota Idlib, Suriah Utara dekat Allepo, Al-Nusra mengubah nama gerakannya menjadi Hayat Tahrir ak-Sham (HTS), dan menyatakan keluar dari Al-Qaeda. Amerika Serikat berkesempatan mendukung HTS dengan persenjataannya; demikian pula Turkiye dan Israel.

Al Jolani dan HTS membentuk Kabinet Bayangan Suriah yang dipimpin oleh Al-Bashir, Sarjana Elektro, sebagai Perdana Menteri. Pada 9 Desember lalu, HTS masuk ke Damaskus setelah menguasai Allepo, kota terbesar kedua, dan  sebagian besar wilayah Suriah.

Dalam sambutannya di Masjid Umayyah, Damaskus, al-Jolani yg mengubah namanya menjadi Mohamad al-Sharaa, menyatakan ingin berdamai dengan semua pihak, termasuk Israel, dan tidak akan ada letusan senjata. Tanpa ada satu kata pun untuk membela Palestina…

Tetapi tak bisa dihindarkan banyak pendukung al-Assad yang ditangkapi dan dibantai dengan kejam di jalan-jalan.

Kesempatan itu dipakai oleh Israel dengan melakukan 500 pemboman ke wilayah Suriah Selatan untuk menguasai kembali Dataran Tinggi Golan dan menghancurkan persenjataan Suriah peninggalan Assad.

Seperti Irak dan Libya, Suriah masih belum merdeka dan berdaulat sepenuhnya. Ada paling sedikit 6 Faksi yang menguasai wilayah-wilayah Suriah. Yaitu, Pasukan Para Militer yang masih Pro Pemerintah Suriah; Pasukan Pemberontak Demokratik Suriah (SDF); Pasukan Pemberontak yang berafiliasi dg Turkiye; Pasukan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat; Pasukan ISIS dan Pasukan Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

Di Indobesia, sebaiknya Prabowo Subianto mulai waspada, untuk memilih menjadi Boneka Cina bersama Jokowi, menjadi Boneka AS, atau kembali kepada Jatidiri Bangsa dengan kembali memberlakukan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, menjadi Negara yang Merdeka dan Berdaulat.

Jakarta, 13 Desember 2024
@SBP
Hizbullah Indonesia