Oleh Imam Wahyudi (iW)
TAHUN baru, gebrakan baru. Menko Pangan (menko baru), Zulkifli Hasan memutuskan kebijakan baru. Tidak lagi mengimpor beras, jagung, garam dan gula mulai tahun anggaran 2025.
Kebijakan baru dari pemerintahan baru yang dapat dimaknai sebagai Kado Tahun Baru bagi para petani empat kebutuhan pokok itu. Point penting daripadanya, berapa pun hasil pertanian — utamanya padi dan jagung — yang tidak diserap pasar, akan dibeli seluruhnya oleh pemerintah melalui Bulog. Badan Urusan Logistik, perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan.
Kebijakan atas perintah Presiden Prabowo Subianto dalam rangka meningkatkan kualitas pertanian melalui proses ketahanan pangan di Indonesia. Tujuan utamanya adalah kejaran Swasembada Pangan. Pada gilirannya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.
Tak semata, bahwa kegiatan impor beras dapat merugikan petani, mengurangi devisa negara, dan mempengaruhi kesejahteraan petani. Pun ketidakstabilan pendapatan, akibat fluktuasi harga beras. Contoh sederhana, harga beras lokal praktis turun sebagai akibat ledakan impor. Petani berpotensi mengalami kerugian besar.
***
PROGRAM Swasembada Pangan adalah sebuah keniscayaan bagi negeri yang subur makmur loh jinawi. Semisal dalam hal impor garam. Padahal Indonesia adalah negara maritim yang dikelilingi laut sebagai bahan utama produksi garam. Praktisnya memiliki banyak daerah penghasil garam.
Tercatat kucuran dana sekira Rp 1,5 triliun per tahun untuk impor garam. Dalam spasi 2024 mencapai kuantitas 2,4 juta ton. Kebijakan impor itu, produksi petani garam skala lokal belum. Konon, hanya 30 prosen kebutuhan nasional.
Pun tiga bahan pokok lainnya yang tak lagi mengimpor. Kuota impor beras pada 2024 mencapai 3,6 juta ton. Mencakup penambahan kuota 1,6 juta dan ton dan 700 ribu ton yang masuk pada medio Desember 2024. Nilainya mencapai Rp 37,6 triliun.
Dalam hal kebutuhan gula, pada sembilan bulan pertama 2024 mengimpor 3,66 juta ton. Mencakup gula konsumsi dan industri. Nilai impor setara Rp 33 triliun. Sementara impor jagung pada tahun yang sama, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) — mencapai 1,5 juta ton atau senilai Rp 3,87 triliun.
Prakiraan jumlah nilai impor empat komoditi tadi mencapai lebih dari Rp 75 triliun. Total jumlah per tahun anggaran atau setidaknya pada 2024. Sejumlah yang cukup besar untuk dialihkan pada program pembangunan Swasembada Pangan.
Menko Pangan harus siap mengoordinasikan arah tujuan dan kejaran yang dinantikan segenap rakyat. Tercatat enam kementerian dan lembaga dalam koordinasi Menko Pangan, nomenklatur baru dalam pemerintahan baru. Meliputi Kementerian Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Badan Pangan Nasional serta Badan Gizi Nasional.
Koordinasi dan sinerji menjadi kata kunci.***
– jurnalis senior dari bandung