Setalah Memagar Laut, Sadi Didu: Mereka Akan Gusur Sawah dan Tambak di Pantai Utara Banten Dengan Harga Murah

JAKARTASATU.COM Mantan Sekertaris Menteri Muhamad Sadi Didu yang dikenal Sadi Didu mengatakan setelah mereka memagar laut, di darat pengembang PIK-2 masih sedang gusur kampung dan incar sekitar 140.000 Ha sawah dan tambak di Pantai utara Banten dengan harga yang sangat murah. Dikutip Jakartasatu.com akun youtube Said Didu 29/1/2025.

“Mari kompak melawan Oligarki rakus perampok rakyat dan negara,” kata Sadi Didu.

Didu menceritakan perjalanan dari serang menuju PIK 2 sepanjang kira-kira 90 – 100 KM. Di wilayah Tanara perbatasan Serang – Banten,  lalu Tanjung Pulau Cangkir terdapat sawah subur.  Wilayah ini sedang terjadi pergolakan karena masyarakat di sini dipecah belah oleh pihak-pihak PIK 2 yang ingin menggusur rakyat di sini dengan harga penawaran  harga sawah dan empang seharga 35.000 sampai 50.000 per meter.

“Anda bisa bayangkan orang-orang yang paham tentang sawah, pantaskah sawah subur dibeli dengan 50.000 ?,” tanya Sadi Didu.

‘Nah luas sawah yang ada di dua kabupaten ini ada 70.000 hektar yaitu kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang.  Luas tambak juga sekitar 75 – 70.000 hektar. Artinya ada 14.000 hektar tanah pertanian yang akan digusur PIK 2,” jelas Didu.

“Dengan tanah yang sangat subur ini  sebagai gambaran, saya ingin katakan bahwa tanah sawah ini diperbaiki irigasinya, diberi pupuk yang baik, benih yang baik. Saya perkirakan bahwa minimal akan menghasilkan 6 sampai 8 ton gabak kering, gabah kering panen, gabah giling per kali panen,” tutur Didu.

“Saya ambil contoh yang pesimis saja, misalnya 6 ton gabah kering giling per panen dan 5 kali panen per 2 tahun. Artinya dia (petani) akan menghasilkan 1 hektar itu adalah 100 juta per hektar per tahun,” sambungnya.

“Nah sementara kalau PIK 2 hanya ingin membeli 35.000 per meter maka harganya 3,5 350.000 per hektar artinya hanya 3,5 tahun. Senenarnya sudah kenali balik modal,” tambah Didu.

“Rakyat ini mau digusur tidak tahu mau kemana. Saya menghimbau sekali lagi hentikan rencana menggusur rakyat di wilayah pertanian yang sangat subur seperti ini,” kata Didu.

Didu menyatakan kepada Presiden Prabowo untuk mensejahterakan kehidupan rakyat pertanian dan nelayan di kawasan Tangerang – Banten.

‘Presiden Prabowo, lahan pertanian harus diselamatkan untuk mensejahterakan rakyat. Saran Saya, perbaiki irigasinya, biarkan nelayan tambak, petani sawah untuk mencari rezeki,” harap Didu.

Said Didu memperkirakan penghasilan petani tambak dan nelayan di dua kabupaten inipertahun 50 sampai 70  triliun per tahun.

“Sementara kalau mereka jual, saya katakan kalau dia (PIK 2) beli 35.000 – 50.000 per meter maka harga tanah tersenut kalau 150.000  hektar itu hanya sekitar 70 triliun. Artinya harga tanah yang dibayarkan oleh pengembang kepada rakyat dengan menggusur itu lebih banyak hasilnya dibandingkan harga tanah  tersebut,” urai Didu.

Didu meminta tegas kepada seluruh pejabat untuk berfikir lebih jernih.

“Kepada seluruh pejabat bersihkan otak kalian seakan-akan ini menampung tenaga kerja. Perhitungan kalian menyatakan akan menampung 50.000 tenaga kerja apabila PIK 2 dilaksanakan,”  terang Didu.

Tapi kata Didu akan menghilangkan 250.000 lapangan kerja berupa petani, nelayan tambak.

“Artinya kita kehilangan 200.000 tenaga kerja dari tenaga kerja mandiri sebagai pemilik tanah, pemilik tambak, pemilik perahu dan mereka menjadi satpam, pemungut sampah, memelihara taman di komplek orang-orang kaya. Mereka ini terusir,” ungkapnya. (Yoss)