5 BULAN PEMERINTAHAN PRABOWO, DWI FUNGSI TNI BERLANJUT ?
Oleh Memet Hakim
Pengamat Sosial, Dewan Penasihat Aliansi Profesional Bangkit & Aliansi Pejuang dan Purnawirawan TNI
Setelah mengamati pidato-pidato Prabowo selama 5 bulan ini ( sampai 20 Maret 2025) dan implementasi di lapangan rasanya jauh panggang dari api. Kebijakan strategis yang baik hanyalah di bidang luar negeri, Ketahanan Pangan dan Energi dan Pertahanan terkait dengan perbatasan. Masalah hukum (terutama korupsi), ekonomi, keadilan dan kebebasan berpendapat masih tidak jelas juntrungannya.
Bidang keadilan dan politik tidak ada perubahan yang berarti, KPK masih mengusut kasus2 kelas teri, Kepolisian masih tetap jalan ditempat, RUU perampasan aset tidak kunjung selesai, bahkan yang membuat ramai adalag Revisi UU TNI. Jika saja revisi itu untuk mempertegas posisi TNI di dalam bidang keamanan terkait separatis, teroris dan hal2 tentang keamanan besar tentu semua rakyat mendukung. Akan tetapi rohnya RUU ini justru ingin mengembalikan ke dwifungsi TNI, tentu saja masyarakat sipil tidak akan menerima.
Rakyat ingin TNI kuat dan siap mempertahankan negara, bukan untuk menikmati kursi jabatan sipil dan merasa paling berkuasa dan paling hebat. Dampak negatifnya jauh lebih banyak jika RUU seperti itu dipaksanakan, TNI haruslah professional, memilih jadi TNI itu adalah panggilan jiwa bukan ingin cari kekayaan. TNI ingin seperti polisi ? jika ada gejala seperti ini maka dampaknya lebih parah lagi.
Jika Jokowi dapat menjadikan polisi sebagai alat dan kuda tunggangannya, Prabowo terlihat ingin berbuat hal yang sama pada TNI. Jangan sampai hal ini terjadi. Ingat masa kepresidenan itu hanya 5 tahun saja dan dapat diperpanjang sebanyak 2 x, jangan sampai membuat UU yang merugikan rakyat. Tidak ada manfaatnya menyiapkan kursi di jabatan sipil bagi tentara, karena ybs akan kehilangan profesionalistasnya. Lihatlah tentara aktif yang menjadi ajudan sebagai contoh, jika terlalu lama tentu porsi latihan berkurang, ketajaman dan kecepatan bertindak juga akan berkurang, artinya profesionalismenya ditinggalkan.
Saya yakin banyak kalangan rakyat Indonesia menaruh harapan pada Prabowo untuk memperbaiki berbagai kerusakan sistem dan hukum dinegeri ini akibat kebijakan presiden Jokowi selama 10 tahun, tetapi rakyat harus siap-siap kecewa jika hal ini tidak terjadi, karena Prabowo telah pasang badan untuk Jokowi sang koruptor hiu dan pengkhianat negeri itu. Ini merupakan sinyal buruk bagi rakyat, bahwa Prabowo hanya pintar pidato saja, tapi tidap pintar melaksanakannya.
Sikap Prabowo yang lunak pada koruptor di lingkarannya, berbahaya sekali, seperti Aguan cs sedemikian lunak, begitu juga terhadap Jokowi, Erick Thohir, Budi Ari, dan lainnya. Ini menandakan memang Prabowo ada dalam masalah besar, dan terlihat takut terhadap Jokowi. Rakyat banyak mengetahui bahwa Jokowi adalah pembohong, penipu, pengkhianat dan koruptor besar dunia dan juga diduga pembunuh rakyatnya sendiri, Gibran sang terduga korupsi dan menghina secara pribasi Prabowo juga yang sampai sekarang tidak bisa diadili, ijazah palsu Jokowi dan anaknya semua mengisaratkan lemahnya Prabowo. Tidak salah jika banyak yang tadinya menaruh harapan besar lama-lama kebingungan.
Masalah ekonomi, yang dikelola oleh para Menteri terkait perekonomian banyak bermasalah, turunnya IHSG dan dibentuknya Badan Pengelola Investasi Danantara yang diisi oleh orang-orang bermasalah dibidang keuangan. untuk memperbaiki perekonomian nasional serta belum adanya tanda-tanda pencabutan UU Omnibus law Cipta Kerja, Minerba dan Kesehatan serta UU perampasan aset, menunjukkan belum kuatnya niat untuk memperbaiki perekonomian nasional Indonesia. Turunnya kepercayaan rakyat merupakan hal yang wajar terjadi.
Ditengah suasana penghematan anggaran dan terungkapnya kasus korupsi di Pertamina termasuk yang menyangkut Jokowi, di PLN, Menteri Kehutanan mengangkat 11 orang anggota PSI untuk bekerja di Kehutanan, Dirut Garuda yang pengurus Gerindra membawa rombongan 14 teman2nya dari Lion air untuk direkrut ke Garuda, tentu semakin membuat Prabowo tidak dipercaya. Tentu masih banyak instansi yang korupsi hanya belum ketahuan, para naga yang kerjanya menyuap saja justru dirangkul, padalah menyuap adalah tindakan korupsi.
Kasus demo mahasiswa yang disusul dengan adanya pemanggilan semua Rektor ke Istana, memperlihatkan Prabowo tidak percaya diri dan lemah. Memang bagaimanapun jika dibandingkan dengan Gibran tentu Prabowo jauh lebih baik, bahkan Jokowi sekalipun Prabowo lebih baik dalam segala hal. Disamping pintar Prabowo memiliki jiwa kebangsaan yang kuat, itulah sebabnya rakyat berharap banyak pada Prabowo. Tapi apa daya Prabowo dulu seorang prajurit sejati dan pemberani, telah menjadi Prabowo gila kuasa dan penakut. Selain itu Prabowo makin keras kepala, dan sulit menerima saran dari para pendukungnya.
Selama Prabowo masih berkubang bersama para taipan, selama itu pula Prabowo akan menggadaikan idealismenya. Menjadi presiden Indonesia Prabowo sebenarnya dapat melakukan banyak hal untuk memperbaiki negeri ini, tetapi terncapainya cita-cita menjadi presiden jika akan tidak bermafaat untuk rakyat dan negeri, apakah artinya. Tidak banyak rakyat Indonesia bernasib jadi presiden, seharusnya Prabowo bisa berbuat lebih baik, bukan sekedar bagi-bagi rejeki pada orang-orang dekatnya saja.
Makan Bergizi Gratis, bisa membuat sehat siswa jika makannya seperti di Akmil, IPDN, Taruna Nusantara atau Ponpes berbayar mahal, sebaiknya dipilih saja untuk beberapa daerah yang terpencil dan memang kekurangan, sehingga janji politik ini dapat dilaksanakan, akan tetapi jika sebagian dananya dimasukan ke Danantara tentu salah juga, kecuali berhemat untuk bayar utang itu bisa diterima
Program ketahanan pangan dan bio energi ini sangat bagus, karena jika produktivitas tanaman meningkat, pendapatan petani dan pengusaha juga meningkat dan pajak yang masuk juga meningkat. Solusi untuk menambah areal walaupun sangat logis, sebaiknya utamakan terlebih dahulu intensifikasi. Dengan demikian peredaran uang didaerah akan meningkat. Jika dilakukan hal yang sama di subsektor perikanan laut dan peternakan lokal, dampaknya akan luar biasa. Apalagi jika sejalan dengan pemanfaatan 20.5 juta ha lahan tidur dan sekitar 20 juta ha hutan sekunder terlantar, tentu peredaran uang di daerah akan bertambah, akibatnya pengangguran dan angka kemiskinan juga berkurang.
Bidang Pertahanan, dirasakan sudah baik, ajakan Prabowo agar rakyat bersatu juga dinilai baik. Apakah Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta atau Sishankamrata, yang merupakan strategi andalan Indonesia dalam pertahanan dan keamanan Indonesia masih berlaku ? Jika demikian niat untuk mengambil porsi jabatan sipil harus dihilangkan. Biarlah TNI dan rakyat saling membantu saling melindungi. Jangan sampai jika perlu rakyat sipil diajak bantu berperang, tetapi jika tidak ada perang rakyat ditinggalkan.
Bandung, 20 Maret 2025