ManTAB, Rencana KopDes Jadi 80 ribu, Sesuai Konsultasi MenKop Ke Bekas Presiden

Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

ManTAB, ya bukan sekedar Mantab, karena ManTAB ini kepanjangan dari “MAkaN Treasury Allocation Budget”, alias Menguras Alokasi Anggaran yang dikelola oleh Bendahara Negara. Bagaimana tidak? Kalau sebelumnya rencananya KopDes (Koperasi Desa)/Merah-Putih yang dicanangkan akan dibentuk sejumlah 75rb (tujuh puluh lima ribu), kini akan dinaikkan menjadi 80rb (delapan puluh ribu).

Dengan rencana Alokasi anggaran sejumlah Rp. 5.000.000.000,- (Lima Milyar rupiah) per Koperasi, maka terjadi pelonjakan beaya 25 Trilyun lagi, sehingga total rencana anggaran yang akan dihabiskan untuk pembentukan 80 rb KopDes MP tersebut jumlah totalnya adalah Rp. 400.000.000.000,000,- (Empat Ratus Trilyun rupiah), hampir setara dengan rencana Anggaran Pembangunan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara yang sering dipertanyakan kelanjutannya.Ide dasarnya KopDes MP yang akan memberantas Rentenir Tengkulak” ini memang kabar bagus dan menggembirakan di era Presiden Prabowo Subianto, namun menjadi tidak bagus dan membagongkan karena dijalankan oleh MenKop Budi Arie Setiadi (BAS), mantan Menkominfo yang disebut-sebut banyak terkait dengan masalah dimasa lalunya, mulai dari Kasus Kebocoran PDNs (Pusat Data Nasional sementara), Penghilangan Data SIREKAP (Sistem Informasi Rekapitulasi Pemilu) hingga kasus besar Judi Online yang hingga kini belum jelas penyidikannya.

BAS memang tidak disebut-sebut dalam kasus Korupsi BTS-4G (Base Transceiver Station) yang melibatkan DirUt BAKTi (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia) Anang Latief dan Menkominfo sebelumnya, Johny Gerald Plate (JGP), namun sebenarnya bila Aparat mau dan serius mempertajam penyidikannya, kasus tersebut masih sangat terbuka luas untuk menjerat Nama-nama terkenal, termasuk Pejabat dan Keluarganya di era Pemerintahan sekarang ini, baik di level Eksekutif maupun Legislatifnya.

Jadi sesungguhnya (sekalilagi) kalau Aparat serius dan tidak tebang pilih dalam melakukan penyidikannya, masih cukup banyak indikasi keterlibatan BAS dalam kasus-kasus diatas, belum lagi janjinya yang mau mengungkap “Siapa” dibalik Akun KasKus kontroversial “Fufufafa” yang 99,9% sebenarnya sudah terbukti Hate speech, SARA, Pornografis dan Sangat Kampungan itu.

BAS saat itu berani (OmDo) dengan menyatakan bahwa Fufufafa “bukan SamSul”, namun tak jelas siapa yang dimaksudkannya, terlebih desakan #MakzulkanFufufafa masih terdengar lantang hingga kini.Kembali pada rencana Pembentukan KopDes MP sejumlah 80 rb unit yang akan menghabiskan Anggaran Negara sampai sejumlah 400 Trilyun, selain kabar tidak bagusnya akan dijalankan oleh BAS yang memiliki sejumlah catatan hitam diatas, kemarin malah dikonsultasikannya tidak dengan Presiden secara langsung, namun malah dengan Bekas Presiden yang saat ini juga marak desakan masyarakat untuk #AdiliJokowi meski sempat ada upaya untuk pengalihan issue menjadi penolakan beberapa kebijakan lain.

Bila dicermati ini sebenarnya wujud ketidaksetiaan BAS yang masih menjadi Menteri kepada Presidennya, bahkan banyak Netizen yang mengatakan jika ini jelas-jelas wujud dari pembangkangan dan penghinaan kepada Presiden RI berkuasa saat ini, yakni Prabowo Subianto yang akan mengeluarkan Inpres (Instruksi Presiden) untuk KopDes MP tersebut. Kalau saja “konsul”nya BAS itu dilakukan setelah ada Inpres, mungkin tidak terlalu mencolok, namun karena tampak dilakukan mendahului dan tidak terdengar pemberitaan sejenis sebelumnya dengan Presiden sekarang, maka pantas dipertanyakan kesetiaannya.

Jelasnya pada Libur Lebaran kedua kemarin (Selasa, 01/04/25) tampak BAS sengaja sowan ke rumah Bekas Presiden itu di Gang Kutai Utara No 1 Sumber Solo. Mengaku “tidak bicara politik” (?) namun mostly Wartawan dan Netizen yang memperbincangkannya di Jagad Maya dipastikan tidak percaya omongannya. Sudah BAS tercatat kerap menyampaikan statemen yang hanya OmDo, apalagi konsultasi dengan Bekas Presiden yang dikenal “sein kiri belok kanan” alias harus dibaca dengan logika 180° terbalik itu, belum lagi kalau dikonfirmasi hal-hal yang tidak ingin dikatakannya, dia selalu jawab kalinat legend YNTKTS (= Ya Ndak Tau Kok Tanya Saya).

Banyak pengamat mencurigai Pembentukan 80rb KopDes MP ini hanyalah sekedar akal-akalan untuk melakukan “BakSos Gaya Baru” yang langsung menyasar 84.276 wilayah administrasi setingkat desa, yang terdiri dari 75.753 desa, 8.486 kelurahan, dan 37 UPT/SPT (Statistik 2024) dengan terbanyak di Jawa Tengah (8.563 desa/kelurahan), diikuti oleh Jawa Timur (8.494 desa/kelurahan) dan Jawa Barat (5.957 desa/kelurahan). Cerdiknya (atau Liciknya ?) BanSos Gaya Baru berkedok KopDes MP ini menghabiskan Anggaran Negara alias Uang Rakyat sampai sejumlah 400 Trilyun Rupiah.

Kesimpulannya, makin banyak upaya mencari suara menuju 2029 dengan cara-cara seperti ini, termasuk dengan cara membagi-bagikan “Bantuan Wapres” yang jelas-jelas menggunakan Uang Rakyat, namun secara tidak malu dituliskan Nama-nya (dimana hal begitu tidak pernah dilakukan oleh Wapres-wapres terdahulu). Buat apa kalau sudah ditulis “Bantuan Wapres” masih juga ditulis Nama dia? Terwelu. Belum nanti kalau KopDes MP ini dilaksanakan dan Presiden Prabowo tidak tegas mengawasi atau bahkan menggantinya terlebih dahulu, bisa-bisa Penelikungan dan Pengkhiatan akan terjadi. Waspadalah, waspadalah …
Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen – Jakarta, Rabu, 02 April 2025