Potret kebersamaan Menteri dalam Kabinet Jokowi/IST

JAKARTASATU.COM – Tak bisa dipungkiri lagi. Sejak fase awal krisis virus Corona pada akhir Januari lalu hingga melonjaknya pertumbuhan korban Covid-19 hingga sekarang ini, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mencatat beberapa pernyataan pemerintah yang dinilai blunder dan membahayakan bagi masyarakat maupun bangsa.

Wijayanto, Direktur Center for Media and Democracy LP3ES menyatakan bahwa di awal wabah, sudah terlihat pemerintah terkesan menolak peringatan-peringatan yang disampaikan lembaga dunia dan penelitian-penelitian berbagai universitas dunia bahwa virus Corona bisa saja menyerang Indonesia. Sebagai bukti, Wijayanto menyoroti pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang dianggap meremehkan virus Corona.

“Pada fase ini terjadi denial, penolakan, yang berlarut-larut, data di kita Menkes mengatakan ‘Tak perlu panik oleh penyebaran virus corona, enjoy saja’. Ini tidak serius mengantisipasinya,” ujar Wijayanto, Senin (6/4/2020).

Dijelaskan Wijayanto waktu itu Menkes Terawan terlihat secara jumawa terkesan menolak rekomendasi Universitas Harvard pada 11 Februari lalu yang menyatakan virus Corona seharusnya sudah masuk ke Indonesia. “Menteri (kesehatan) malah mengatakan ‘wah itu menghina’. Lagi-lagi denial,” ungkap Wijayanto mengingatkan.

Selanjutnya, Wijanto juga menyinggung statement meremehkan yang dilontarkan oleh Menko Polhukam Mahfud MD soal Corona. Wijayanto tak bisa melupakan bagaimana Mahfud MD dengan ringan berkomentar di media sosialnya ‘COVID tak sampai ke Indonesia, karena perizinannya berbelit-berbelit’. “Luhut mengatakan ‘Corona kan sudah pergi dari Indonesia’, jadi lagi-lagi penyataan yang menggampangkan, kepala BNPB juga ‘Mungkin karena kita sering minum jamu sehingga kita baik-baik saja’,” beber Wijayanto blak-blakan.

Tidak bermaksud mengabaikan rasa simpati atas musibah yang menimpa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, WIjayanto pun tetap mengkritisi statemen Menhub BKS, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio yang sama-sama bicara soal insentif untuk pariwisata ketimbang penanganan Corona.

Setidaknya LP3ES berhasil mencatat sejumlah 37 blunder pernyataan pemerintah yang seharusnya tidak dilontarkan terkait mulai merebaknya wabah Corona waktu itu hingga sekarang ini. Berikut daftar pernyataan-pernyataan tersebut:

  1. Menkes Terawan soal ‘enjoy aja’

“Dari 1,4 miliar penduduk sana, yang paling 2.000-an, 2.000 dari 1,4 miliar itu kan kayak apa karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah, enjoy aja, makan yang cukup.”

  1. Menkes Terawan soal penelitian Harvard.
    “Itu namanya menghina wong peralatan kita kemarin di fixed-kan dengan duta besar Amerika Serikat kita menggunakan kit dari Amerika.”
  2. Presiden Jokowi soal minta maskapai diberi insentif.

4, 5. Menteri Mahfud MD dan Menteri Airlangga Hartarto soal kelakar Corona tak masuk Indonesia karena perizinan.

  1. Menkes Terawan soal Indonesia berutang pada Tuhan karena Corona tak masuk Indonesia.
  2. Menteri Luhut B Pandjaitan saat menjawab pertanyaan soal Corona dengan tanya balik ‘Mobil?’
  3. Doni Monardo soal minum jamu.
    “Apakah mungkin karena kita sering minum jamu atau mungkin karena kita sudah kebal dari dulu karena sudah sering kena batuk pilek jadi begitu ada virus dikit saja virusnya mental.”

“Ini mungkin bisa menjadi salah satu cara kita untuk menyampaikan untuk mempromosikan bahkan juga untuk menguasai pasar obat-obatan di dunia yang berbasis rempah-rempah tanah air kita.”

  1. Menhub Budi Karya Sumadi
    “Kalau insentif itu satu dari pemerintah ada ada insentif dari AP 1 dan 2. Ada insentif dari avtur, ketiganya dibanding berapa diskon yang akan diberikan jadi angka belum ketemu jadi dari 3 sumber itu.”

“Dalam bentuk diskon diberikan kepada penerbangan supaya dia mendiskon tiket.”

  1. Novie Riyanto
    “Penumpang akan mendapatkan diskon sekitar 45% dari total harga. Kemudian untuk medium pass mereka akan mendapatkan diskon 48%.”
  2. Menteri Airlangga Hartarto soal anggaran untuk influencer demi dongkrak pariwisata.
  3. Menteri Wishnutama soal anggaran untuk influencer demi pariwisata.
  4. Wakil Presiden Ma’ruf Amin
    “Tiap subuh banyak Kyai dan ulama yang selalu membaca doa qunut, saya juga begitu, baca Qunut, Ya Allah jauhkan lah bala banawa dan wabah wabah penyakit maka Corona nya menyingkir dari Indonesia mudah-mudahan terus dijaga.”
  5. Presiden Jokowi soal waktu terinfeksi virus Corona 2 menit.
  6. Jubir pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto soal pasien suspect Corona di Cianjur dipastikan negatif.
  7. Presiden Jokowi
    “Berbeda insentif itu kita berikan untuk wisatawan dari daerah-daerah yang sudah diperkirakan yang tidak jadi episentrum Corona. Karena kita ingin kasus terselesaikan tapi ekonomi kita juga pada kondisi yang dalam baik dan normal. Wisatawan kan dari negara yang tidak terdampak kan tidak seluruh dunia karena baru 54 atau 52 yang kena Jadi kita ini hati-hati tapi tidak sampai paranoid, kita lakukan cegah tangkal yang baik sesuai prosedur diungkapkan tidak boleh paranoid oleh WHO.”
  8. Wakil Presiden Ma’ruf Amin soal canda susu kuda liar bisa tangkal virus Corona.
  9. Presiden Jokowi soal darurat sipil.
  10. Presiden Jokowi soal darurat sipil baru opsi.
    “Semua skenario kita siapkan dari yang ringan, moderat, sedang, sampai kemungkinan yang terburuk, darurat sipil itu kita siapkan apa bila terjadi kondisi abnormal perangkatnya kita siapkan.”
  11. Presiden Jokowi soal darurat kesehatan masyarakat.
  12. Mendagri Tito karnavian
    “Kita pahami bahwa COVID-19 ini sebetulnya virus yang fatality ratenya relatif rendah dan dampak kematian relatif rendah dibanding dengan virus-virus lainnya. Kita tidak ingin kemudian isu yang muncul ke publik membuat publik panik sehingga akhirnya muncul dampak lain selain masalah penyakit itu sendiri. Sekali lagi tingkat kematian COVID-19 ini relatif rendah dan banyak menunjukkan bahwa banyak yang sembuh dengan sendirinya ketika daya tahan tubuh memang kuat, namun kita berkewajiban mencegah terjadinya penularan.”

22.Menteri  Luhut B Pandjaitan
“Dari hasil modeling kita yang ada cuaca Indonesia ekuator ini yang panas dan juga humidity tinggi itu untuk COVID-19 ini nggak kuat.”

  1. Jubir Pemerintah Achmad Yurianto
    “Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menular penyakitnya.”
  2. Menteri Mahfud Md soal koruptor lebih bagus isolasi di Lapas ketimbang di rumah.
  3. Presiden Jokowi
    “Tukang ojek, sopir, taksi, serta nelayan yang sedang memiliki kredit motor atau mobil, saya sampaikan kepada mereka tidak perlu khawatir karena pembayaran bunga atau angsuran diberikan kelonggaran selama 1 tahun.”
  4. Jubir Presiden Fadjroel Rachman
    “Sasaran utama penerima POJK adalah individu yang telah positif COVID-19 baik yang telah diisolasi di rumah sakit dan yang melakukan isolasi Mandiri.”
  5. Presiden Jokowi soal mudik Lebaran 2020 berisiko sebarluaskan virus Corona.
  6. Jubir Pemerintah Achmad Yurianto soal pemerintah minta warga tak mudik sebelum Corona mereda.
  7. Jubir Presiden Fadjroel Rachman
    “Presiden Jokowi menegaskan tidak ada larangan resmi bagi pemudik lebaran Idul Fitri 2020 namun pemudik wajib isolasi mandiri selama 14 hari dan berstatus odp sesuai protokol kesehatan WHO yang diawasi oleh Pemda masing-masing.”
  8. Menteri Pratikno soal klarifikasi pernyataan Fadjroel masyarakat tak perlu mudik.
  9. Jubir Presiden Fadjroel Rachman soal Pemerintah imbau tidak mudik Lebaran, bansos dipersiapkan hadapi COVID-19.
  10. Presiden Jokowi soal mudik akan diganti setelah Lebaran.
  11. Doni Monardo soal larang warga mudik.
  12. Menteri Luhut B Pandjaitan soal alasan mudik dilarang saat Corona.

“Pertimbangan utama kami supaya ekonomi tidak mati sama sekali, setelah kami hitung ini pilihan yang terbaik. Katanya kita lockdown, di India, Malaysia, di Cina itu juga hanya di Hubei. Makanya dari pertimbangan semua itu kami sarankan ke presiden.”

  1. Presiden Jokowi soal tak larang mudik, Pemda diminta siapkan protokol ODP.
  2. Menkum HAM Yasonna Laoly soal kemungkinan bebaskan koruptor lansia.
  3. Kapolri Idham Azis soal aturan pengumpulan massa selama COVID-19 dan soal penghinaan Jokowi.

Tentunya 37 blunder pernyataan yang dibeberkan oleh Lembaga sekelas LP3ES ini tidaklah bisa digolongkan sebagai hoax atau menebar kebencian. Pasalnya terkait temuan 37 pernyataan blunder tersebut LP3ES memiliki bukti-bukti kuat yang bukan hanya berdasar pada berita plesetan atau plintiran media semata.

Setidaknya apa yang diungkapkan oleh LP3ES ini bisa menjadi media introspeksi dan evaluasi bagi Pemerintahan Jokowi agar tidak terus menerus menambah blunder yang tentunya bisa semakin menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. |WAW-JAKSAT