Membaca buku “Statics of Dreams: Sebuah Memoar” karya Juhaeri Juhaeri ini sejak dari halaman awal, saya seperti kena sihir mantra-nya JK-Rowling, sehingga Pinangraja menjadi Hogwart dalam imaji saya.
Kejutan demi kejutan saya dapatkan di setiap halaman lewat katakata bijak sang penutur, sosok yang akan menjadi inspirasi buat banyak orang. Bukan hanya karena saya pernah bertemu dalam sebuah pra zoom-meet dengan beliau, atau karena sama-sama anak yang keranjingan membaca, memancing dan tumbuh di sebuah kampung sampai masa remaja meski dalam situasi yang berbeda, tapi lebih ke rasa reueus… Bahwa ada sosok urang Sunda yang sudah diperhitungkan di dunia International, sebuah rasa “Agul ku Payung Butut”, mungkin saja, atau lebih tepat “Adean ku Kuda Beureum”, bisa jadi.., tapi seperti yang pernah dikatakan kang Donny Bupati Sumedang pada saat webinar Sawalamaya Daerah dalam rangkaian Kongres Sunda, keun bae anu penting aya anu diagulkeun sanajan batur, daripada euweuh,.anu penting kan aya anu saruana, Urang Sunda, Urang Indonesia.
Kebanggaan yang sama sewaktu saya remaja terhadap sosok almarhum BJ. habibie. Sebuah memoar yang apik, dimana sisi humanis sang tokoh dalam ketidaksempurnaannya menjadi penyempurna alur cerita.
Kecintaan yang begitu besar terhadap kedua orang tua dan keluarganya, adalah kunci kesederhanaan dan kerendahan hati yang makin terlihat melekat dalam diri sang tokoh, meski dunia saat ini ada dalam genggamannya..,
Sebuah kutipan sakti yang akan saya simpan dan saya wariskan kepada anak2 adalah:
” Aku mencoba mengingat apa yang membuatku bahagia saat itu, saat aku kecil, bahkan ketika kami terjebak dalam kemiskinan. Jawabannya, KASIH SAYANG”.
Tak sabar rasanya menunggu buku berikutnya hadir, sama tak sabarnya saya seperti dulu pada saat keranjingan Kho Ping Ho, atau novel2 best seller-nya Sidney Sheldon, Jhon Grisham, Dan Brown, Agatha Christie, Barbara Cartland, trilogy Thomas Harris, Tolkien, dll.
Tapi yang membuat buku Statistics Of DreamsSebuah Memoar yang di rilis 27 January 2021 awal tahun ini punya nilai lebih saya merasa sang author bukan sosok asing (bahkan fiktif) seperti yang lainnya.., meski saya belum sempat bertatap muka..
Tidak semua pemancing Beunteur, Paray bisa makan Escargot di Le Procope, ..
Wilujeng Kang Juhaeri, keep inspiring the world …!!
– Rita Rossie