Amir Hamzah: Untuk Kepentingan Nasional Prabowo – Anies Baswedan
JAKARTASATU.COM– Keberhasilan Presiden Jokowi melobi ketua umum Partai demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mencapreskan Ganjar Pranowo, membuat banyak kalangan kasihan kepada Prabowo Subianto
Pasalnya, sebelumnya Jokowi memberi isyarat kalau dia memilih ketua umum Gerindra itu sebagai penerus dirinya sebagai presiden Indonesia. Bahkan salah satu simpul relawannya, yakni Jokowi Mania atau Joman, telah membubarkan relawan yang dibentuk untuk memenangkan Ganjar Pranowo di pilpres 2024, dan merapat ke Prabowo.
Lebih miris lagi, dalam artikelnya yang berjudul Bagaimana Jokowi Mendukung Ganjar Mencadangkan Prabowo dan Menolak Anies, Guru Besar Hukum tatanegara Denny Indrayana membongkar kalau Jokowi hanya menjadikan Prabowo sebagai Capres cadangan yang akan digunakan untuk memecah suara umat Islam jika Anies gagal dicegah untuk nyapres, sehingga Ganjar dapat memenangkan kontestasi politik itu.
Bagaimana sebaiknya sikap Prabowo dalam menghadapi kenyataan ini? Berikut pendapat pengamat kebijakan publik yang juga pengamat politik Amir Hamzah disampaikan kepada redaksi Jakartasatu, 26 April 2023.
“Pencalonan Ganjar ini sebenarnya pukulan telak kepada Gerindra khususnya kepada Pak Prabowo”, ujar Amir Hamzah
“Sebagaimana yang kita lihat dari tahun 2014, 2019 kan Pak Prabowo sering dipecundangi, di PHP, dibohongi. Sekarang di pilpres 2024 saatnya Prabowo harus mawas diri,” imbuhnya
ia menilai Harapan-harapan yang dilontarkan secara terbuka oleh Jokowi terhadap Prabowo namun hasilnya tidak sebagaimana yang diucapkan berarti dukungan yang selama ini diberikan Jokowi kepada Prabowo hanya dukungan PHP saja.
Menurut saya kata pengamat intelijen ini, dengan pengalaman ini diharapkan Prabowo ada sikap tegas. Sikap tegas itu ada beberapa langkah yang harus dia lakukan secara kesatria.
“Langkah tegas yaitu keluar dari koalisi yang ada,
mundur dari menteri pertahanan, kembali sebagai pimpinan Gerindra. Lalu melakukan rekonsolidasi, restorasi ulang dengan partai-parta politik khususnya dengan Nasdem, PKS dan Demokrat,” sarannya
“Untuk kepentingan nasional maka kepemimpinan nasional yang harus dilahirkan oleh pilpres 2024 pasangan ideal militer – sipil. Dimana militernya itu bisa merangkum apa yang tertulis di mukadimah UUD’45 yaitu untuk melindungi segenap bangsa, seluruh tumpah darah Indonesia. Dan pasangan wakilnya nanti bertugas untuk meningkatkan civil society dan mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutur Amir
Untuk tujuan nasional kata Amir, kepentingan nasional yang tertera dalam mukadimah UUD’45 itu, maka ke depan capresnya Prabowo dan capresnya Anies Baswedan.
Jika Pak Prabowo mau melakukan pedekatan membuka hubungan kembali dengan PKS.
“Sekali lagi, saya katakan Pak Prabowo harus mengambil sikap tegas seperti yang saya sebutkan tadi demi kepentingan nasional,” tegasnya
“Suatu penghinaan yang secara nyata, transparan dan secara terencana dilakukan Pak Jokowi terhadap Pak Prabowo sperti saya sebutkan tadi, di PHP, dibohongi, dipecundangi,” pungkasnya.
Yoss/Jaksat