JAKARTASATU.COM – Suciwati yang juga istri almarhum Munir Said Thalib secara tegas menolak jika calon presiden (capres) yang bakal maju dalam pemilu presiden (pilpres) adalah para pelanggar Hak asasi manusia (HAM) berat dimasa lampau. Karena itu, ia meminta kepada publik untuk bersikap cerdas, kritis dan tidak melupakan sejarah masa lampau.
“Saya tetap menolak capres dan cawapres pelanggar HAM. Saya minta (masyarakat) sih harus kritis pilihnya. Karena banyak yang mendesak orang pelanggar HAM untuk bertanggung jawab,” kata Suciwati di Galeri Cemara 6, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/5).
Dalam pandangan Suci ada beberapa tokoh masa lampau yang terlibat pelanggaran HAM berat, baik yang berasal dari latar belakang militer atau sipil. Diantaranya, mantan Pangkostrad (Prabowo Subianto), mantan Panglima ABRI , Jenderal Purn (TNI) Wiranto dan juga Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga penguasaha terkemuka, Abu Rizal Bakrie (ARB).
“Menurut saya salah satu capres yang paling bersih dari pelanggaran HAM adalah Joko Widodo. Jokowi relatif bersih, sedangkan Prabowo itu merusak tatanan demokrasi,” tegasnya.
Kendati begitu, Suciwati membantah jika dia berserta keluarga korban pelanggaran HAM lainnya disebut mendaur ulang isu ini setiap menjelang pemilu. “Aku pikir mereka yang menuduh. Kami hanya mencari keadilan,” imbuh ibu tiga anak ini.
Sekedar kilas balik, Munir Said Thalib adalah aktivis penegak HAM di era reformasi. Aktivis HAM itu tewas diracun dalam pesawat Garuda jurusan Jakarta-Amsterdam pada tanggal 7 September 2004 silam. Munir tewas karena diracun dan dialam tubuhnya doitemukan kadar arsenik berlebih. TR/JKS/003.