JAKARTASATU.COM — Diskusi Konsolidasi Demokrasi Aktivis ’98 yang menyoroti Outlook 2023 dengan tema ” INDONESIA DARURAT DEMOKRASI” dilaksanakan oleh Perkumpulan Indonesia Muda (PIM) di Jalan Taman Mpu Sendok No.15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Yudhisman S (FIM-Bandung 98) mengatakan penggagas acara ini lahir dari aktivis-aktivis’98, hanya saja menggunakan fasilitas PIM, acara ini dihadiri tidak hanya dari aktivis Jakarta tetapi juga Bandung, Yogyakarta dan daerah-daerah lain, demikian kata Yodhisman S (FIM-Bandung 98)
Kemudian ia menyampaikan bahwa tahun ini merupakan 25 tahun reformasi. Ini seperti reuni reformasi dimana dulu 25 tahun lalu kami menuntut perubahan di Republik ini, karena kami melihat pemerintah yang otoriter dari (Presiden) Soeharto. Dulu kami menuntut amandemen UUD 1945, terutama soal pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden.
Sesungguhnya kata Odhis, sudah sejak tahun lalu ada segelintir elit politik, di antaranya Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan terakhir Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattaliti, juga beberapa akademisi sudah menggulirkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, dan menunda Pemilu dengan alasan Indonesia dalam kondisi darurat.
Jika ini berlangsung terjadi lanjut Odhis, kami menganggap bahwa ini tanda bahaya, karena kalau masa jabatan presiden tidak dibatasi hanya dua periode, maka ke depan tidak ada batasnya lagi. Ini sama dengan kembali seperti masa orde baru, set back (ke Orde Baru) namanya. Karena itulah kami berlumpul.
Bandot (FAMRED) moderator acara diskusi Konsolidasi Demokrasi Aktivis98 menyimpulkan acara yang tadi berlangsung dari semua para pembicara menolak isue presiden tiga periode, perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu. Ini sangat menarik, penolakan isue dari para perwakilan relawan yang berbeda-berbeda.
Baykuni dari FKSMJ 98 mengatakan salah satu fingsi negara itu kan bagaimana demokrasi tercipta, jika demokrasi dihambat artinya negara telah berkhianat terhadap fungsinya. Mengingat hal itu, untuk itu kami aktivis 98 berkumpul.
Lanjut Baykuini, demokrasi dihambat ya sudah kami siap turun lagi, sudah siap pakai jalan ektra parlementer. Meski sekarang Aktivis ’98 hanya sedikit di Parlemen, mereka akan menghadang agenda presiden 3 periode, perpanjangan masa jabatan dan penundaan Pemilu.| YOS/JAKSAT